Minggu, 17 Desember 2017

Resume Buku Metodologi Penelitian Sosial, Dr. Ulber Silalahi, MA cet. 2012




BAB I
PENGENALAN  DASAR PENELITIAN SOSIAL

Definisi Penelitian Sosial
            Kata “research” (bahasa Inggris) berasal dari kata “reserare” (bahasa Latin) yang berarti mengungkapkan. Secara etimologis, kata “research” (penelitian, riset) berasal dari kata “re” dan “to search”. Re berarti kembali dan to search berarti mencari. Jadi secara etimologis, penelitian berarti mencari kembali. Namun, maka yang terkandung dalam kata “research” jauh lebih luas dari pada sekedar mencari kembali atau mengungkapkan. Ini tampak dari beberapa definisi penelitian berikut:
Research can be describe as systematic and organized effort to investigate a specific problem hat needs a solution. It is series of steps designed and folowed, with the goa of finding answer to the issues that are of concern to us in the work environment.
Research is a systematic investigation to find answer to a problem.
            Hussey dan Hussey mengatakan bahwa penlitian menyediakan suatu peluang untuk mengenali dan memilih satu masalah penelitian dan menyelidikinya secara bebas. Tujuan penelitian (purpose of research) menurut Hussey dan Hussey dapat diringkas sebagai berikut:
-            Meninjau ulang dan mensintesiskan pengetahuan yang ada;
-            Menyelidiki beberpapa masalah dan situasi yang ada;
-            Menyediakan solusi bagi suatu masalah;
-            Menyelidiki atau menggali dan menganalisis beberapa isu umum;
-            Membangun atu menciptakan suatu prosedur atau sistem baru;
-            Menjelaskna satu fenomena baru;
-            Menghasilkan pengetahuan baru;
-            Suatu kombinasi dari hal-hal di atas.
            Selanjutnya, ilmuwan sosial mencari pengetahuan tentang bagaimana kehidupan sosial dan memecahkan masalah-masalah sosial. Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah melalui penelitian sosial yaitu satu penyelidikan yag sistematis dan metodis atas suatu masalah osial dengan maksud menemukan solusi atas masalah sosial tersebut dan menambah khazanah pengetahuan sosial. Jika penelitian adalah aplikasi sistematis dari metode ilmiah untuk mempelajari untuk masalah-masalah, penelitian sosial (sosial research) adalah penyelidikan tentang satu gejala sosial maupun hubungan antara dua atau lebih gejala sosial melalui aplikasi sistematis dari metode ilmiah.
            Penelitian sosial merupakan satu tipe penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan sosial (sosial scientist) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai aspek sosial. Penelitian sosial adalah istilah yang digunaka terhadap penyelidkan-penyelidikan yang dirancang untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan sosial, gejala sosial, atau praktik-praktik sosial.

Mengapa Mempelajari Metode Penelitian
            Para pengambil keputusan sangat menggantungkan diri pada informasi sebagai bagian kerjanya yang rutin memerlukan sejumlah informasi yang lebih banyak, akurat, dan andal yang akan digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sementara itu, informasi yang lebih banyak, lebih akurat, dan lebih andal didapat dengan menggunakan metode penelitian.
            Penguasaan metode ilmiah merupakan persyaratan untuk dapat memahami jalan pikiran yang terdapat dalam langkah-langkah penelitian. Makin luas pemahaman seseorang terhadap proses-proses metode ilmiah, akan semakin luas penguasaanya terhadap metode penelitian dan akan semakin tinggi pula keterampilannya dalam mengembangkan rencana penelitian ilmiah.

Aplikasi Metode Ilmiah dalam Penelitian Sosial
            Metode ilmiah atau metodologi ilmiah (scientific methodology) merupakan cara yang sahih dan andal untuk mendapat pengetahuan ilmiah.metode ilmiah bukan saja cara sistematis dari seluruh pemikiran dan telaah reflektif, melainkan juga memiliki kesanggupan mengoreksi diri. Pernyataan yang logis menurut akal sebagai sesuatu yang benar atau pernyataan yang mengandung subjektivitas tidak dengan sendirinya diterima. Pernyataan itu perlu diuji dan pengujiannya bersifat terbuka untuk dikoreksi oleh pihak lain. Aplikasi metode ilmiah niscaya paling reliabel dan efisien untuk mendapatkan pengetahuan.
            Metode atau pendekatan ilmiah sebagai prosedur yang sistematis dan terstandar serta menggunakan pembuktian-pembuktian yang objektif merupakan suatu proses yang teratur yang mengikuti empat tahap-tahap urutan, yakni:
-            observing a phenomenon (mengamati gejala atau perilaku yang menjadi perhatian untuk dipelajari);
-            formulating tentative explanation (mengembangkn satu atau lebih penjelasan tentatif yang tampak konsisten dengan observasi);
-            further observing and experimenting (melakukan observasi atau eksperimen atau keduanya));
-            refining and retesting explanations (proses perbaikan kembali dan pengujian kembali penjelasan berdaarkan konfirmasi atau diskonfirmasi hipotesis).
            Tahap-tahap dalam melakukan penelitian harus terlihat familier dan secara langsung paralel dengan metode ilmiah. Tahap tersebut meliputi selection dan definitionof a problem: satu masalah adalah satu pertanyaan yang dapat dijawab atau hipotesis penelitian yang dapat diuji melalui pengumpulan dan naliisis data; execution of research procedures: prosedur secara khas meliputi pilihan subjek dan atau pengembangan metodologi pengukuran; analysis of data: meliputi aplikasi dri satu atau lebih teknik statistik untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis penelitian; dan drawing and stating consclusion: didasarkan atas hasil analisis data konklusi harus mengindikasi, misalnya apakah hipotesis penelitian didukung atau tidak didukung.
            Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan metode ilmiah disebut ilmu. Namun, tidak semua pengetahuan adalah ilmu.

Metode Penelitian Ilmiah
            Penelitian bertjuan untuk memberi solusi atas suatu masalah dan mendapat pengetahuan tentang sesuatu yang dianggap benar melalui proses observasi. Tanpa penelitian, ilmu pengetahuan tidak akan berkembang dan membuat solusi atas suatu masalah sulit dipertanggung jawabkan. Penelitian ilmiah adalah penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena-fenomena alami dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang diduga terdapat antara fenomena-fenomena itu. Penelitian ilmiah menggunakan metode ilmiah sehingga disebut juga metode penelitian ilmiah.
            Penelitian ilmiah merupakan cara yang tepat untuk menemukan solusi suatu masalah dan untuk mendapatkan pengetahuan. Penelitian ilmiah merupakan usaha untuk memperoleh informasi tentang suatu masalah melalui pengamatan empiris yang dapat digunakn untuk pengembangan secara sistematis dan menetapkan dalil-dalill yang berkaitan secara logis untuk menetapkan hubugan sebab-akibat di antara variabel-variabel.
            Penelitian ilmiah memrupakan cara tepat untuk memecahkan suatu masalah sosial karena meupakan penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena-fenomena alami dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang diduga terdapat antara fenomena-fenomena itu. Namun, setiap penelitian ilmiah memiliki beberapa ciri, sebagai berikut:
1.        bertujuan
2.        sistematis
3.        empiris
4.        objektivitas
5.        kritis
6.        generalisabilitas
7.        replikabilitas

Metode Atau Metodologi Penelitian?
a.        Metode
            Metode (Yunani: metodhos) adalah cara atau jalan. Metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud yang diinginkan.
            Dalam arti luas, metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut.
            Metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah.
b.        Metodologi
            Secara etimologis, metodologi (dari kata methodos = metode dan logos = ilmu) diartikan sebagai ilmu tentang metode (science of method). Jika demikian, metodologi penelitian aalah ilmu tentang metode enelitian.
            Metodologi penelitian merupakan lmu yang mempelajari cara ynag digunakan untuk menyelidiki masalah yang memerlukan pemecahan. Metodologi penelitian menuntun dan mengarahkan pelaksanan penelitian agar hasilnya sesuai dengan realitas.

Proses Penelitian Ilmiah dan Penelitian Sosial
            Proses penelitian adalah tahapan-tahapan yang dilakukan secara sistematis dan berurutan untuk mengerjakan suatu penelitian.
            Tahap-tahap dalam penelitian kuantitatif untuk suatu proyek penelitian termasuk skripsi, tesis, disertasi tampak seperti dalam bagan sebagai berikut:















 

























Dimensi-Dimensi Dan Tipe-Tipe Penelitian Sosial
Dimensi Klasifikasi
Tipe Penelitian
Paradigma
       Kuantitatif
       Kualitatif
Manfaat/Maksud atau hasil akhir
       Dasar
       Terapan
·      Evaluasi
·      Pengembangan
·      Tindakan
Tujuan
       Eksplorasi
       Deskripsi
       Eksplanasi
       Prediksi
Waktu
       Lintas-Seksional
       Longitudinal
·      Seri-Waktu
·      Pengembangan
·      Studi Panel
·      Studi Kasus
Subjek
       Sampel
       Populasi
            Sumber: Berdasarkan Gay & Diehl, 1992: 8-20; Hussey & Hussey, 1997: 9-15; Newman; 2000: chapter 2.










BAB II
MASALAH PENELITIAN

Definisi Masalah Penelitian
            Masalah merupakan suatu kesulitan yang dirasakan, suatu perasaan yang tidak menyenangkan atas suatu situasi atau gejala tertentu.

Topik Penelitian
            Topik atau fokus atau isu-isu penelitian merupakan wilayah umum dari penelitian. Fokus penelitian dapat muncul dari tinjauan literatur secara ekstensif, dianjurkan oleh rekan, peneliti, atau pembimbing, atau dikembangkan melalui pengalaman nyata. Topik merupakan konsep sentral yang dijelaskan dalam studi (sering dipertukarkan dengan judul penelitian) dan sangat penting keudukannya dalam penelitian.
            Pertanyan-pertanyaan berikut dapat diajukan oleh peneliti ketika mereka merencanakan suat penelitian:
-            Adakah topik dapat diteliti (researchable), waktu tertentu, sumber-sumber, dan ketersediaan data?
-            Adakah kepentingan pribadi dalam topik untuk mendukung perhatian?
-            Akankah hasil dari penelitian berguna bagi yang lain (contoh: dalam negara, wilayah, bangsa)?
-            Adakah topik mungkin diterbitkan dalam suatu jurnal ilmiah? (atau menarik bagi suatu komite doktoral?)
-            Apakah penelitian (a)mengisi suatu kekosongan, (b) replikasi atau mengulang, (c) memperluas, atau (d) mengembangkan ide-ide baru dalam literatur ilmiah?
-            Akankah proyek penelitian tersebut menyumbang pada tujuan karier?

Dari Topik ke Masalah Penelitian
            Hal terpenting yang patut diperhjatikan ketika memilih masalah penelitian ialah bahwa masalah penelitian disampaikan dengan seperangkat konsep. Konsep adalah abstraksi yang mewakili fenomena empiris. Dalam rngka bergerak dari tingkat konseptual empiris, konsep diubah menjadi variabel-variabel melalui pemetaan (mapping) mereka ke dalam seperangkat nilai-nilai.  Satu variabel aalah satu sifat empiris yang menambil dua atu lebih nilai-nilai.

Sumber Topik dan Masalah Penelitian
            Umumnya ada dua sumber informasi tentang satu topik dan masalah penelitian, yakni sumber teoritis dan praktis.
a.        Sumber Teoritis
            Masalah penelitian yang bersumber dari teori atau tinjauan literatur ditemukan dalam sebagai sumber bahan tertulis yang dikelompokkan atas secondary sources materials, seperti buku teks; dan primary sources materials, seperti monograp, jurnal profesional, bibliografi, abstrak, atau atau statistik.

b.        Sumber Praktis
            Masalah penelitian dari kejadian empiris terutama untuk penelitian terapan yang problem oriented. Isi atau masalah praktik dapat diperoleh melalui pengalaman pribadi penelitoi atau dari hasil studi pendahuluan atau atau penjajakan, baik yang dilakukan melalui observasi sistematis (dilakukan dengan cara khusus) atau tak sistematis (diperoleh secara kebetulan atas suatu kejadian).

Motovasi Memilih Masalah Penelitian
            Sumber-sumber utama dari ide-ide atau isu-isu atau masalah penelitian adalah: pengalaman praktik atau pragmatis (seperti dari pengamatan setiap hari perilaku) dan konsiderasi teoritis (seperti membaca jurnal ilmiah atau melakukan telaah pustaka). Creswell menyatakan bahwa masalah dapat didefinisikan sebagai isu yang ada dalam pustaka, teori, atau praktik yang membawa ke kebutuhan untuk penelitian. Masalah yang bersumber dari pengalaman disebut sebagai masalah praktik (practical atau practice problems), sedangkan masalah yang diturunkan dari teori literatur disebut sebagai masalah teoritis (theoretical problems).
            Motivasi dalam melakukan penelitian baik itu motivasi teoritis atau praktis buka merupakan hal yang penting dipersoalkan, sebab semua motivasi pada hakikatnya dimaksudkan untuk menuju sasaran yang sama, yaitu penelitian yang membantu menguraikan dan mengerti sistem-sistem fenomena sosial.
           
Pertimbangan Memilih Masalah Penelitian
            Memilih maslah untuk dijadikan sebagai satu masalah penelitian bukanlah tahap yang mudah. Ada beberapa pertimbangan bagi peneliti untuk memilih satu masalah penelitian, di antaranya:
a.         Diminati
b.        Merupakan Masalah Penelitian
c.         Memiliki Karakteristik Dari Masalah Penelitian Yang Baik
d.        Memenuhi Kelayakan Masalah Penelitian

Perumusan Masalah
            Kerlinger mengatakan bahwa suatu masalah adalah sebuah kalimat ytanya atau pernyataan yang menanyakan: Hubungan apakah antara dua variabel atau lebih? Jadi, masalah merupakan sesuatu hal yang dipertanyakan dalam dalam penelitian dan yang akan dicari dan ditemukan jawabannya.
            Pertanyaan penelitian adalah krusial, karena ia akan:
-            Mengarahkan pencarian literatur peneliti;
-            Mengarahkan keputusan peneliti tentang jenis rancangan penelitian yang akan digunakan;
-            Mengarahkan keputusan peneliti tentang apa yang dikumpulkan dan dari siapa;
-            Mengarahkan analisis peneliti tentang data peneliti;
-            Mengarahkan penulisan tentang data peneliti.
            Konsiderasi ynag perlu di perhatikan ketika mengembangka pertanyaan penelitian untuk skripsi, gtesis, dan disertasi atau proyek adalah:
1.        Jelas (be clear);
2.        Dapat diteliti (be researchable);
3.        Berhubungan dengan penetapan teori dan penelitian (connect with established theory and research);
4.        Berhubungan dengan yang lain (be linked to each other);
5.        Memiliki potensi untuk pembuatan satu konstribusi untuk pengetahuan (have potencial for making a contribution to knowledge);
6.        Spesifik.

 Karakteristik Perumusan Masalah
            Merumuskan masalah yang baik dan benar tidak cukup hanya menggunakan intuisi maupun pengalaman sendiri. Penguasaan teori dan juga pengetahuan hasil penelitian orang lain, baik yang telah dipublikasikan maupun yang belum ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, adalah sangat diperlukan untuk dapat merumuskan masalah penelitian denagn tajam (masalah yang menjadi objek pnelitian jelas) dan baik (masalah tersebut dapat diangkat menjadi objek penelitian dan berguna bagi kepentingan masyarakat dan pengembangan teori).
            Ada beberapa karakteristik yang menjadi kriteria penulisan rumusan atau pernyataan masalah ynag baik.
-            Rumusan masalah diartikulasi secara jelas dan spesifik serta tidak mengandung keraguan atau tidak ambigu.
-            Rumusan masalah secara umum dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang baik.
            Menurut Bordens dan Abbott, pertanyaan-pertanyaan penelitian yang baik memiliki tiga karakteristik.
-            Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab.
-            Tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang benar.
-            Tanyakan pertanyaan-pertanyaan penting.
-            Secara umum, mengindikasi variable dan atau hubungan spesifik antara variabel-variabel yang menjadi perhatian untuk peneliti.
-            Menyiratkan adanya kemungkinan pengujian empiris.

Tipe Masalah dan Perumusan Masalah
          Secara garis besar tipe masalah penelitian dapat dibedakan atas: masalah deskriptif, masalah korelasional atau masalah kovariasional, dan masalah kausal.



























BAB III
PARADIGMA PENELITIAN
DARI POSITIVISME KE PENELITIAN KUANTITATIF

Paradigma Positivisme
            Ada dua paradigma yang berkembang dalam tradisi sosiologi, yakni paradigma positivisme (paradigma tradisional, eksperimental, atau paradigma empirisistis yang dikembangkan para ahli sosiologi seperti Comte, Durkheim, dan Mill) dan paradigma fenomenologis (paradigma naturalistik dinyatakan sebagai pendekatan konstruktivistis, interpretatif, atau pasca-positivisme atau prespektif pasca-modern yang dikembangakan ahli sosiologi  seperti Weber dan Kant).

Dari Positivisme ke Paradigma Kuantitatif
            Pendekatan positivisme adalah satu pendekatan dalam penelitian yang sangat tua dan sangat luas digunaka dan menjadi suatu paradigma dalam penelitian kontemporer.
          Positivisme, seperti dalam teori sosiologi positivisme, sangat memerhatikan ketetapan dalam pembentukan teori atau terikat pada ketetapan konstruksi teori. Teori terbentuk dari konsep, proposisi, saling hubungan antar-proposisi.
            Dalam paradigma positivistis atau kuantitatif, suatu teori harus dapat diuji secara empiris. Ini disebut sebagai “the deductive-nomological model of explanation” dan “the hypothetico-deductive model of theory development”.
            Positivis menamakan prosedur untuk pengembangan hukum-hukum ilmiah sebagai metode “hypothetico-deductive” tetapi hukum-hukum ilmiah harus diuji secara empiris sehingga dalam perkembangannya menjadi “deducto-hipothetico-verificative”. Ide dasar dari metode deducto-hipothetico-verificative adalah bahwa ilmuwan/peneliti mulai dengan satu peristiwa atau masalah yang memerlukan penjelasan.








Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif
a.         Model deduktif dalam satu penelitian kuantitatif






 















Sumber: John Creswell, 1994: 88.

b.        Model Induktif dalam satu penelitian kualitatif


 
















Sumber: John Creswell, 1994: 96.

            Adanya pembedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam strategi penelitian berguna untuk mengorganisasi metode penelitian dan pendekatan untuk analisis data. Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif, misalnya tampak dalam tahap-tahap utama dalam proses penelitian.

Memilih Paradigma Kuantitatif atau Kualitatif
            Menurut Creswell, memilih paradigma penelitian sebagai pendekatan atau strategi penelitian dilakukan setelah peneliti merasa cocok dengan fokus dan masalah penelitian. Ini berarti sebelum mengostruksi penelitian adalah penting untuk menentukan paradigma penelitian sebab, bagaimanapun, ada perbedaan antara paradigma positivistis atau kuantitatif atau paradigma fenomenologis atau kualitatif dalam proses penelitian.
            Pendekatan metodologi kuantitatif menggunakan logika deduktif yang menguji teori dan hipotesis dalam tatanan sebab akibat.
            Sebaliknya, dalam metodologi kualitatif berlaku logika induktif.

 Memilih Metode Penelitian Berdasarkan Paradigma
            Menurut Creswell, ada hubungan antara paradigma dan  metode penelitian, khususnya metode pengumpulan data dan metode analisis data. Menurut Hussey dan Hussey, pilihan atas paradigma berimplikasi penting bukan saja terhadap pilihan tentang metodologi penelitian melainkan juga terhadap metode untuk mengumpulkan data, pilihan tentang masalah penelitian, dan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Metode kuantitatif terdiri atas experimental research dan survey research.
            Metode (atau pendekatan) kualitatif menawarkan beberapa tradisi dalam metoode pengumpulan data, analisis, dan penulisan laporan, atau rancangan menyeluruh yang mencakup seluruh tahap dalam proses penelitian.













BAB IV
KERANGKA TEORITIS:
TEORI DALAM PENELITIAN

Esensi Teori dan Kerangka Teoritis
A.     Definisi Teori
            Teori adalah satu set proposisi yang menyatakan secara logis saling hubungan antara dua atau lebih konsep (variabel) untuk tujuan menjelaskan suatu fenomena atau hubungan antara fenomena tertentu.
            Teori ialah satu set atau seperangkat konstruk (variabel) yang saling berhubungan, definisi, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan memerinci hubungan-hubunganan di antara variabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala itu.
            Berdasarkan definisi dari teori tersebut dapat diidentifikasi karakteristik suatu teori sebagai berikut:
1.        Berisi konsep atau konstruk dan variabel;
2.        Dinyatakan dalam satu bentuk pernyataan hubungan yang secara umum dekenal sebagai proposisi;
3.        Secara sistematis menunjukkan pola, sifat, arah dan bentuk hubungan antar-konsep atau variabel;
4.        Bertujuan menjelaskan dan memprediksi satu fenomena sosial tertentu.

B.     Definisi Kerangka Teoritis
     Kerangka teoritis didefinisikan sebagai satu model konseptual tentang bagaimana teorisasi dari satu hubungan antara masing-masing faktor yang telah diidentifikasi sebagai penting untuk masalah.
     Kerangka teoritis adalah suatu kumpulan teori dan model dari literatur yang menjelaskan hubungan dalam masalah tertentu.

Kebutuhan Teori dan Kerangka Teoritis
            Kebutuhan kerangka teoritis semakin jelas dilihat dari fungsinya dalam suatu penelitian. Fungsi pertama kerangka teoritis adalah mendefinisikan dan menguraikan variabel-variabel yang diperhitungkan atau dijadikan sebagai objek oleh peneliti agar penelitian yang diusulkan memberi hasil bagi penemuan jawaban dan pemberian solusi atas suatu masalah yang diselidiki. Fungsi kedua kerangka teoritis adalah memberikan batasan-batasan kepada penyelidikan yang diajukan dengan menyarankan variabel-variabel mana yang harus dipandang sebagai tidak relevan dan karena itu harus diabaikan. Ini merupakan akibat dari fungsi utama. Fungsi ketiga kerangka teoritis ialah bahwa kerangka teoritis itu merupakan struktur yang memberikan arti kepada hasil-hasil penelitian.

Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual
            Mayor dan Greenwood menjelaskan sebagai berikut:
“Suatu kerangka konseptual adalah suatu orientasi kausal terhadap studi yang direnungkan. Dan istilah kerangka teoritis sering kali digunakan untuk mendeskripsikan isi dari penyidikan-penyidikan ilmiah. Istilah itu mengimplikasikan suatu penjelasan kausal dari hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang telah diverifikasikan melalui riset formal atau dideduksikan dari teori formal. Kerangka demikian adalah relatif abstrak”.
            Miles dan Huberman mengemukakan bahwa perlu dibangun kerangka konseptual sebagai aspek suatu rancangan penelitian. Dasar pemiirannya adalah sebagai berikut:
“Pembangunan teori menyandarkan pada sejumlah konsep umum yang tersusun dari gugusan fakta-fakta.
            Selanjutnya Miles dan Huberman memberikan gambararan singkat tentang “membangun kerangka konseptual”, sebagai berikut:
Suatu kerangka konseptual memaparkan, entah dalam bentuk grafik atau naratif, dimensi-dimensi kajian yang utama, yaitu faktor-faktor kunci, atau variabel-variabel, dan hubungan-hubungan antara dimensi-dimensi tersebut yang telah diperkirakan sebelumnya. Kerangka konseptual terwujud dalam berbagai bentuk dan ukuran. Kerangka konseptual dapat bersifat elementer atau rumit berlandaskan pada teori atau pikiran nsehat, deskriptif, atau hubungan sebab-akibat.
            Jadi, kerangka teoritis disusun berlandaskan teori dan teori disusun melalui telaah pustaka atau literatur atau survey pustaka atau literatur. Kerangka konseptual disusun berdasarkan pemikiran logis atau berlandaskan pada akal sehat dan pengalaman praktis. Persamaannya ialah ialah bahwa kerangka teoritis dan kerangka konseptual menjelaskan variabeldan saling hubungan antara variabel-variabel yang dianggap secara integral menyatukan dinamika dari situasi-situasi yang diselidiki.

Kerangka Teoritis dan Telaah Pustaka
            Telaah pustaka atau literatur adalah proses melokasi, memperoleh, membaca, dan mengevaluasi literatur penelitian dalam bidang yang diminati.
            Membangun kerangka teoritis dan melakukan telaah pustaka merupakan satu tahap dalam proses penelitian dan menjadi satu elemen penting dalam format rencana penelitian yang dibuat dalam seksi terpisah  untuk satu model penelitian kuantitatif.
            Membangun kerangka teoritis merupakan cara yang umum dilakukan dalam paradigma positivistis atau penelitian kuantitatif.
            Tujuan uutama telaah literatur ialah membantu peneliti untuk membangun kerangka teoritis atau memberi penjelasan teoritis atas pertanyaan penelitian.

Relevansi Telaah Pustaka dan Teori dalam Penelitian
            Tujuan utama telaah literatur adalah menentukan apakah peneliti siap berhubungan dengan masalah yang dipilih.
            Tujuan pokok dari telaah pustaka bukan hanya membantu memformulasi hipotesis melainkan juga membantu untuk merumuskan satu tujuan atau pertanyaan penelitian yang jelas.
            Fungsi dan telaah literatur bukan saja untuk membantu menentukan masalah, merumuskan masalah, dan menyusun kerangka teoritis , melainkan juga untuk menentukan strategi yang mengatur dan prosedur yang spesifik penelitian dan instrumen pengukuran yang mungkin digunakan dalam proses penyelidikan, pilihan atas metode pengumpulan dan analisis data dan juga untuk interpretasi.

Penempatan Telaah Pustaka dan Teori dalam Penelitian
            Teori dan telaah pustaka digunakan di seluruh proses penelitian.
            Untuk merencanakan pengangguran literatur dalam penelitian kuantitatif adalah, sebagai berikut:
-            Gunakan literatursecara deduktif sebagai dasar untuk  mengajukan pertanyaan penelitian atau hipotesis:
-            Gunakan literatur untuk memperkenalkan penelitian, menggambarkan literatur yang terkait dalam suatu bagian yang terpisah, dan membandingkannya dengan temuan dalam penelitian kuantitatif;
-            Jika dipakai tinjauan literatur dalam suatu bagian terpisah, pertimbangkan agar literatur tersebut diuraikan sebagai tinjauan integratif yang merupakan rangkuman penelitia sebelumnya atau tinjauan teoritis, yang memusatkan perhatian pada teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Pengelompokkan Teori
            Teori merupakan unsur dan sekaligus memegang peranan penting dalam penelitian ilmiah, baik penelitian deskriptif maupun penelitian penjelasan, karena ia digunakan antara lain untuk menjelaskan gejala atau masalah sosial. Teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah sosial tertentu dikelompokkan ke dalam tiga tipe, yakni grand theories, middle-range theories, dan substantive theories.

Peranan Teori dalam Penelitian
            Menurut Kerlinger, sifat dan hakiki teori justru terletak pada penjelasan dan prediksinya tentang fenomena-fenomena yang diamati. Penjelasan dan prediksi atau ramalan dapat dicakup secara ringkas-padat dalam teori.
            Teori merupakan umum dan masih abstrak sehingga teori yang ada belum tentu berlaku dan dapat langsung digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu fenomena sosial tertentu yang memiliki ciri yang spesifik.

Teori dan Model
            Model visual sering digunakan oleh ilmuwan sosial untuk mewakili secara sistematis aspek-aspek tertentu dari dunia nyata. Model merupakan abstraksi dari realitas yang memberikan tujuan pengaturan dan penyederhanaan pandangan terhadap realitas. Model berguna untuk menterjemahkan variabel ke dalam satu gambar visual sehingga menjadi tampak hubungan antara variabel yang dijelaskan. Model juga digunakan untuk mendapat pengertian tentang fenomena yang tidak dapat diobservasi secara langsung, seperti halnya sistem ekonomi Indonesia.
            Ada dua tipe model, yakni schematic models dan symbolic model. schematic models menunjuk pada model ynag menggunakan gambar, garis, dan titik untuk menunjuk elemen-elemen dan ilistrasi hubungannya dengan yang lain. symbolic model- suatu model yang banyak digunkan dalam ilmu sosial-menunjuk pada model yang menggunakan kata-kata, persamaan, atau program komputer untuk menyajikan elemen-elemen dan gambaran hhubungan-hubungannya.
            Model simbolis meliputi verbal models dan mathematical models. Verbal models menggunakan kata-kata untuk menggambarkan elemen-elemen dan hubungannyadengan yang lain dan sering ditemukan dalam seksi teoritis dalam suatu artikel penelitian. Sedangkan, mathematical models yang menggunkan persamaan (Equation) untuk menjelaskan hubungan-hubungan, dan biasanya digunakan oleh administrator dalam riset operasi atau ilmu manajemen dan model ini mengindikasikan apa hubungan yang ada, apa arah hubungan, dan seberapa kuat hubungan tersebut.










Hubungan antara Teori dan Fakta
           


 















Sumber: John Creswell, 1994: 88.

Bagian-bagian dari Teori
a.        Konsep
            Konsep merupakan abstraksi tentang fenomena sosial yang dirumuskan melalui generalisiasi dari sejumlah karakteristik peristiwa atau keadaan fenomena soaial tertentu.
            Ada dua bentuk konsep, yakni konkret dan abstrak.
b.         Variabel
            Variabel adalah satu konsep atau konstruk yang memiliki variasi (dua atau lebih) nilai.
c.         Definisi
            Definisi merupakan seperangkat kriteria untuk menetapkan ke kategori konsepsi mana pengamatan itu tergolong. Definisi merupakan pernyataan yang dapat mengartikan atau memberikan maksna dari suatu konsep tertentu.
d.        Proposisi
            Proposisi merupakan salah satu elemen yang mencirikan teori. Ada lima tipe proposisi dilihat dari penggunaannya, yakni: hipotesis, generalisasi empiris, aksioma, postulat, dan teorem.

Membangun Kerangka Teoritis
            Menurut Bordens dan Abbott, membangun kerangka teoritis dapat mengikuti tahap-tahap tertentu untuk membangun satu teori yang baik dan layak. Tahap-tahap tersebut ialah: defining the scope of your theory, knowing the literature, formulating your theory, estabilishing predictive validity, testing your theory empirically.

Model Penulisan Kerangka Teoritis
            Berikut adalah prosedur yang dapat digunakan menurut Creswell:
1.        Lihat pustaka berdasarkan disiplin ilmu untuk mencari suatu teori.
2.        Lihat studi-studi atau penelitian-penelitian terlebih dahulu yang membahas topik tersebut atau topik yang berhubungan erat.
3.        Ajukan pertanyaan pelangi
4.        Tuliskan bagian teori.





























BAB V
KERANGKA TEORITIS:
HUBUNGAN ANTARA VARIABEL

Esensi Hubungan Antara Variabel
            Satu hubungan adalah tiap aspek atau kualitas yang dapat menghubungkan atau mengaitkan dua atau lebih kegiatan atau gejala atau konsep atau variabel. Hubungan itu ada bilamana perubahan variasi dalam satu konsep atau variabel cenderung sistematik disertai oleh perubahan variasi dalam konsep atau variabel lain .
            Hubungan antara variabel merupakan suatu perubahan berpola timbal-balik antara dua variabel atau lebih. Karena itu, bagi Welizer dan Weiner, tidak ada hubungan antara variabel jika tidak ada perubahan berpola dan tidak ada hubungan antara variabel kecuali perubahan itu bersifat timbal-balik dan dalam cara yang berpola.

Tipe-tipe Variabel dalam Hubungan Antara Variabel
            Variabel dapat dibedakan berdasarkan dua ciri, yaitu posisi dan ukuran waktu dan pengukurannya. Berdasarkan waktu atau posisi atau lokasi variabel dalam hubungan antara variabel umumnya diklasifikasikan ke dalam empat tipe daasar, yakni: variabel inndependen, variabel dependen, variabel antara, dan variabel kontingensi. Adapun tipe variabel berdasarkan pengukurannya dibedakan atas variabel nominal, variabel ordinal, variabel, interval, variabel rasio; atau variabel diskrit dan kontinus; atau variabel kualitatif dan kuantitatif; atau variabel dikotomi dan politomi.

Jenis-jenis Hubungan dalam Hubungan Antara Variabel
            Ada lima jenis hubungan yang selalu menjadi perhatian dalam penelitian empiris, yakni tipe, arah, bentuk hubungan, jumlah variabel, dan besar atau kekuatan hubungan.

Arah Hubungan
            Dua variiabel adalah berhubungan jika perubahan dalam nilai dari satu variabel sacara siistematis membawa perubahan dalam nilai-nilai variabel lain.

Kekuatan Hubungan
            Hubungan antara variabel dicirikan tidak hanya oleh arah, tetapi juga oleh kekuatan hubungan atau besaram hubungan . kekuatan hubungan antara dua atau lebih variabel dapat diketahui dari hasil analisis hubungan antar-variabel. Kekuatan dari satu hubungan adalah sejauhmana variabel berhubungan secara positif atau secara negatif. Kekuatan atau besaran hubungan sangat tinggi adala hubungan sempurna, dan ekstrem lain adalah kekuatan hubungan sangat rendah atau tidak ada hubungan. Adapun nilai kekuatan hubungan antara variabel dibedakan antara nilai kekuatan hubungan antara variabel dibedakan antara nilai minus (-) untuk hubungan negatif, dan nilai plus (+) untuk hubungan positif. Jadi, indikasi kekuatan hubungan antara dua atau lebih variabel yang disebut koefisien korelasi dinyatakan dalam angka berkisar antara -1.00 hingga +1.00.
































BAB VI
HIPOTESIS

Definisi Hipotesis
            Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji. Hipotesis selalu mengambil bentuk atau dinyatakan dalam kalimat pernyataan dan dalam pernyataan ini secara umum dihubungkan satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lain. Satu hipotesis adalah satu pernyataan atau jawaban tentatif tentang hubungan antara dua atau lebih variabel.
            Tujuan pengujian hipotesis adalah untuk mengetahui kebenaran atau ketidakbenaran atau untuk menerima atau menolak jawaban tentatif.

Pentingnya Hipotesis
          Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Ada tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini. Pertama, hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Kedua, hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adlah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuaut ilmuwan dapat “keluar” dari dirinya sendiri.
            Walaupun hipotesis peneting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak.

Hubungan Antara Teori dan Hipotesis



 












Merumuskan Hipotesis
            Untuk merumuskan hipotesis yang jelas dan juga benar, peneliti harus memahami karakteristik hipotesis dan tipe-tipe hipotesis.

Karakteristik Hipotesis
            Untnuk memformulasi hipotesis yang benar atau baik, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
1.        Hipotesis diderivasi dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi.
2.        Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam terminologi yang benar dan secara operasional.
3.        Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secra empiris dan memberikan gambaran tentang fenomena yang diteliti.
4.        Hipotesis harus value-free.
5.        Hipotesis harus dapat diuji.
6.        Hipotesis harus spesifik.
7.        Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel.

Tipe-tipe Hipotesis
            Tipe hipotesis berdasarkan tujuan dapat dibedakan atas: hipotesis deskriptif untuk meggambarkan variabel independen atau dependen, hipotesis korelasional tentang dua atau lebih variabel independen dan dependen yang meliputi hipotesis asosiatif, hipotesis kausal, dan hipotesis perbedaan atau hipotesis perbandingan antara dua atau lebih kelompok dalam istilah variabel independen. Dua yang terakhir ini disebut juga hipotesis perbedaan antara sampel atau antara dua variabel, dan hipotesis asosiasi antar-variabel.
            Tipe hipotesis berdasarkan bentuk dibedakan atas hipotesis dan hipotesis nol.
            Tipe hipotesis berdasarkan format pernyataan dibedakan atas format pernyataan proposional, pernyataan jika-maka, dan pernyataan makin-semakin.

Struktur Pengujian Hipotesis
            Penujian Hipotesis, baik hipotesis perbedaan ataupun hipotesis korelasional, meliputi lima komponen: hipotesis nol, hipotesis alternatif, hipotesis statistik, statistik uji, dan wilayah penolakan.





BAB VII
DESAIN PENELITIAN

Definisi Disain Penelitian
            Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian.
            Secara umum, ditemukantiga tipe disain penelitian, yakni disain korelasional, disain eksperimental, dan desain studi kasus. Ketiga desain ini memungkinkan peneliti untuk mengenali hubungan-antar variabel, meskipun berbeda dalam derajat kontrol yang digunakan atas variabel dan dalam kemampuan untuk mengenali hubungan-hubungan kausal.

Disain Korelasional
            Disain korelasional disebut juga disain eksperimentalatau disain survei. Kerlinger mengatakan bahwa penelitian non eksperimen adalah telaah empiris sistematis yang didalamnya ilmuwan tidak dapat mengontrol secara langsung variabel bebas karena manifestasinya telaah muncul, atau karena sifat hakikat variabel itu memang menutup kemungkinan manipulasi.
            Karakteristik utama penelitian korelasional meliputi pengobservasian nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menentukan adak tidaknya hubungan antara variabel tersebut.
           
Disain Eksperimental
            Ada dua karakteristik utama penelitian eksperimental, yakni manipulasi variabel independen dan kontrol melalui variabel asing. Suatu disain eksperimental adala penelitian memanipulasikan dan mengendalikan variabel bebas dan kemudian melakukan observasi terhadap variabel atau variabel-variabel terikat untuk menemukan apakah terjadi perubahan variasi yang muncul seiring dengan manipulasi variabel bebas tersebut.
            Penelitian eksperimen merupakan penyelidikan dengan kondisi yang terkendali yang satu atau lebih variabel indepenen dimanipulasi untuk melakukan uji hipotesis.

Disain Studi Kasus
            Dalam studi kasus, peneliti menjelaskan secara mendalam banyak dari sedikit kasus melalui satu durasi waktu. Jadi, penelitian kasus atau studi kasus merupakan penelitian yang mempelajari secara intensif atau mendalam satu anggota dari kelompok sasaran suatu subjek penelitian.
            Sebagai strategoi penelitian, studi kasus dapat digunakan untuk eksplorasi, deskripsi, maupun eksplanasi.

Memilih Satu Disain Penelitian
            Pertanyaan penting  bagi peneliti setelah merumuskan pertanyaan penelitian ialah disain penelitian mana (studi kasus, eksperimen, korelasional, atau survei) dan kapan tepat digunakan untuk meneliti setiap pertanyaan penelitian.

































BAB VIII
OBJEK PENELITIAN DAN PENGUKURAN

Variabel Objek Penelitian
            Penelitian dimaksudkan untuk menyelidiki gejala atu peristiwa tertentu. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu fenomena tertentu yang direpresentasikan oleh konsep atau variabel. Baik konsep maupun variabel merupakan sesuatu yang bersifat umum sehingga untuk mempelajari konsep dan variabel perlu dilakukan pengukuran terhadap konsep atau variabel tersebut.

Pengukuran Variabel
            Ada tiga konsep dasar yang dapat digunakan untuk dapat mendefinisikan pengukuran, yakni objek yang diukur, kategori respon dan angka yang menunjukkan kejadian, dan aturan pemetaan.
-            Objek yang diukur: merupakan variabel dalam peristiwa empiris. Alienasi adalah variabel yang memiliki sejumlah ciri yang dapat diamati secara empiris.
-            Penggunaan kategori respon atau angka untuk menggambarkan kejadian empiris. “Angka” adalah numerik atau satu simbol atau lambang yang berbentuk 1, 2, 3, ... yang digunakan untuk mengidentifikasi nilai objek.
-            Aturan atau kaidah pemetaan. Angka atau bilangan dipetakan ke dalam objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Suatau kaidah atau aturan adalah panduan metode dan perintah yang menyuruh kita untuk melakukan hal yang harus dilakukan. Aturan menjelaskan arti angka terhadap kejadian empiris. Aturan adalah komponen sangat signifikan dari prosedur pengukuran sebab aturan menentukan kualitas pengukuran.
            Ada tujuh alasan utama mengapa penting untuk untuk melakukan pengukuran dalam penelitian kuantitatif, yakni:
1.        Pengukuran menggambarkan gejala sosial secara empiris atau mewakili konsep yang diteliti secara akurat.
2.        Pengukuran membantu melakukan pengujian hipotesis dan teori.
3.        Pengukuran memungkinkan peneliti membedakan dan mengklasifikasi antara subjek sesuai dengan derajat dari perangkat tertentu yang dimilikinya.
4.        Pengukuran menghubungkan masalah penelitian dan penjelasan yang diformulasi secara teoritis dengan data yang dikumpulkan dari realitas melalui observasi empiris.
5.        Pengukuran mengizinkan peneliti untuk menggambarkan fine differences antara orang-orang dalam kaitan dan karakteristik.
6.        Pengukuran memberikan peneliti suatu ukuran yang konsisten untuk membuat pembedaan.
7.        Pengukuran adalah instrumental dalam memilih metode analisis multivariat yang sesuai dan menyediakan dasar untuk estimasi lebih cepat hubungan antar-konsep.

Bagian-bagian Pengukuran
a.         Konseptualisasi : merupakan suatu proses pemikiran melalui pemaknaan tentang satu konstruk.
b.        Operasionalisasi: dari Konstruk Abstrak ke Ukuran Konkret.
-            Operasionalisasi merupakan kegiatan mengubah konsep atau variabel menjadi indikator atau mengkonstruksi indikator-indikator untuk variabel. Operasionalisasi menghubungkan bahasa teori dengan bahasa ukuran empiris.
-            Operasionalisasi merupakan proses mengubah abstract term  atau konsep menjadi empirical term atau indikator.
c.         Peskalaan: Penentuan Nilai Respons
Pensklaan adalahh proses menentukan skala berupa angka atau simbol terhadap indikator-indikator atau ukuran dari konsep atau variabel tertentu yang diukur. Skala merupakan nilai-nilai respons yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel baik kualitatif (kategori, simbol) maupun kuantitatif (bilangan).skala atau tingkat pengukuran adalah abstrak tetapi penting dan secara luas digunakan dalam penelitian kuantitatif. Skala ukuran dalam penelitian kuantitatif penting karena:
-        Tanpa skala, tidak mungkin dilakukan pengukuran atau tidak mungkin ditentukan nilai atau skor kesatuan pada variabel.
-        Tanpa skala, pemilihan metode atau teknik pengumpulan data tidak dapat ditentukan berdasarkan alasan-alasan rasional
-        Skala untuk variabel perlu ditentukan oleh karena ukuran-ukuran dan pengujian statistik.
-        Tiap skala tersebut menyebabkan penggunaan uji statistik yang berlainan.
·           Tipe skala: umumnya, dikenal empat tipe skala ukuran dalam penelitian sosial, yakni: skala nominal, ordinal, interval, dan rasio.
·           Skala dan indeks
Indeks dan skala menunjuk pada banyak kasus untuk menggabungkan ukuran yang dikonstruksi melalui kombinasi dari dua atau lebih items atau indikator. Skala digunakan dalam arti nilai atau kategori respons dari stau indikator dan satu konsep pengamatan, sedangkan indeks digunkan sebagai gabungan skor dari nilai atau kategori respons dari semua indikator yang digunakan untuk mnegukur satu variabel atau konsep menjadi satu pengukuran.
·           Reliabilitas dan validitas ukuran
BAB IX
SUBJEK PENELITIAN DAN PENARIKAN SAMPEL

Sumber Data sebagai Subjek Penelitian
            Dalam formulasi satu masalah penelitian, pertimbangan serius juga harus diberikan kepada unit analisis. Ini adalah entitas yang menyinggung konsep dan yang memengaruhi disain riset berikutnya, pengumpulan data, dan keputusan analisis data.
            Dalam penelitian sosial menggunakan subjek ketika membahas tentang manusia atau bukan manusia. Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang yang padanya melekat data tentang objek penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian memiliki kedudukan sentral dalam penelitian karena data tentang gejala atau variabel atau masalah yang diteliti berada pada subjek penelitian.

Populasi dan Sampel
            Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di mana penyelidik tertarik. Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sampel dipilih. Populasi dapat berupa organisme,orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua. Hakikat spesifik dari populasi bergantung pada masalah penelitian.

Rancangan Sampel
            Rancangan sampel adalah seperangkat prosedur untuk pemilihan unit-unit dari populasi yang dijadikan sebagai sampel.
Jika memilih sampel dengan benar, sapel itu akan memberikan estimasi secra tepat tentang keseluruhan populalsi yang diteliti. Tujuan estimasi adalah untuk menentukan nilai-nilai kira-kira dari satu parameter populasi dalam statistik sampel.

Estimasi Ukuran Sampel
            Satu sampel adalah tiap subset unit pmeilihan sampel dari satu populasi.umumnya, sampel yang lebih besar lebih baik sebab sampel besar cenderung memiliki sedikit kekeliruan. Ini berarti makin kecil kekeliruan yang dikehendaki, maka makin besar ukuran samppel yang diperlukan.




BAB X
PENGUMPULAN DATA

Definisi Pengumpulan Data
            Data merupakan bahan penting yang digunakan peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penellitian. Oleh karena itu, data dan kualitas data merupsksn pokok penting dalam penelitian karena menentukan kualitas hasil penelitian. Data diperoleh melalui suatu proses yang disebut pengumpulan data. Pengumpula data dapat didefinsikan sebagai satu proses mendapatkan data empiris melalui respondens denagn menggunakan metode tertentu.
            Untuk mengumpulkan data dapat menggunakan berbagai metode pengumpulan data. Tiap metode pengumpulan data memiliki instrumen pengumpulan data.

Tipe Data
            Pemahaman atas tipe data sangat penting agar peneliti memahami data ynag akan dikumpulkan danmenentukan metode pengumpulan data yang tepat digunakan. Jenis data dapat dibedakan atas tingkat, bentuk, dan jenis data.

Jenis Data
            Untuk mencapai semua tujuan survei-survei adalah berguna bagii perancang untuk menentukan secara tepat apa jenis informasi atau data yang dibutuhkan karena penentuan jenis informasi yang dicari melalui kuesioner membantu peneliti untuk menciptakan pertanyaan-pertanyaan dengan kategori respons yang sesuai. Berguna bagi perancang survei untuk memikirkan pertanyaan sebagai tujuan pengumpulan informasi dari kategori utama, yakni opini, sikap dan motif; kepercayaan dan persepsi, perilaku, fakta dan atribut, dan pengetahuan.

Sumber Data
            Data untuk suatu penelitian dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Data dapat dikumpulkan darii latar data yang berbeda. Latar data yang dimaksud ialah latar natural di mana fenomena atau peristiwa secara normal terjadi yang disebut noncontrived setting; dan latar artifisial, baik di laboratorium, dalam rumah responden, di jalan, atau di mall yang disebut contrived settings.



Metode Pungumpulan Data: Survei
            Metode pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan atau mendapatkan data dari fenomena empiris. Paradigma penelitian, tingkat data atau bentuk data yang akan diperoleh dan subjek penelitian menentukan pilihan atas metode pengumpulan data.
            Bailey mengelompokkan dua kategori metode pengumpulan data, yakni metode survei dan metode bukan survey. Neuman membedakan metode pengumpulan data kuantitatif dan metode pengumpulan data kualitatif.
            Ada dua tipe pengumpulan data yang digunakan untuk metode survei, yakni kuesioner atau angket dan interview atau wawancara.






























BAB XI
ANALISIS DATA DAN INPERPRETASI

Pemrosesan Data
            Pemrosesan data merupakan kegiatan pendahuluan dari analisis data. Istilah lain yang sering digunakan adalah preparasi data, mengorganisasi data, dan reduksi data.
            Jadi, pemrosesan data atau pengolahan data adalah proses mentransformasi (menyederhanakan dan mengorganisasi) data mentah ke dalam bentuk yang mudah di baca dan di pahami. Proses transformasi idata dilakukan melalui kegiatan penyuntingan, pengkodean, da tabulasi.

Penyuntingan
            Penyuntingan adalah proses memeriksa kembali kualitas data dalam instrumen. Yang diperiksa kembali adalah kelengkapan, konsistensi,  ketetapan, keseragaman, dan relevansi. Jika data yng d dapat menunjukkan ada cacat yang disebabkan oleh tidak dipenuhinya satu atau beberapa dari syarat data (lengkap, relevan, konsisten, akurat, seragam), harus dilakukan pengumpulan data ulang kelapangan untuk mendapatka data yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan.

Pengkodean
            Pengkodean adalah satu tahap kunci dalam penelitian kuantitatif. Pengkodean atau pemberian kode dalam penelitian kuantitatif merupakan bagian penting dalam pemrosesan dan analisis data.
            Tujuan utama pengkodean adalah menyederhanakan penanganan banyak jawaban individual melalui pengklasifikasian mereka ke dalam satu jumlah kelompok lebih kecil, masing-masing meliputi jawaban yang mirip dalam isi.
            Pengkodean data merupakan kegiatan memberi kode berupa angak terhadap data, sebagaimana tampapk dalam kategori respons, menurut macamnya. Untuk pengkodean, peneliti biasanya memnggunakan satu prosedur pengkodean, kerangka pengkodean, dan buku kode.

Tabulasi
            Tabulasi umumnya tidak termasuk analisis data karena dalam tabulasi belum mengungkap hubungan dalam data. Tabulasi hanya menyajikan hitungan frekuensi atau hitungan frekuensi atau perkiraan numerik tentang distribusi dari satu hal.


Analisis Data
            Analisis data digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dinyatakan sebelumnya. Analisis data adalah proses penyederhanaan data dana penyajian data dengan mengelompokkannya dalam satu bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi. Analisis data mempunyai dua tujuan, yakni meringkas dan menggambarkan data dan membuat inferensi dari data untuk populasoi dari mana sampel ditarik. Analisis berarti kategorisasi, penataan, manipulasi, dan peringkatan data untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. Kegunaan analisis ialah mereduksikan data menjadi perwujudan yang dapat dipahami dan ditafsir dengan cara tertentu hingga relasi masalah penelitian dapat ditelaah serta diuji.
            Metode analisis data, berdasarkan tujuannya, dapat dibedakan atas metode deskriptif dan metode korelasional; berdasarkan banyaknya variabel yang dianalisis dibedakan atas analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Metode analisis data berdasarkan bentuk data dibedakan atas metode analisis kualitatif  (digunakan untuk data kualitatif yang catatan-catatan lapanganan sedemikian banyaknya dan cenderung menumpuk, diperlukan waktu berbulan-bulan sampai tahunan untuk menganalisisnya secara seksama) dan metode analisis kuantitatif (menggunakan statistik dan dapat dilakukan dengan cepat).

Interpretasi dan Pembahasan
            Interpretasi dan pembahasan hasil penelitian mustahil dilakukan tanpa ada hasil analisis data yang jelas dan tuntas. Kualitas dan kuantitas serta kedalaman dan keluasan cakupan interpretasi dan pembahasan hasil bergantung pada dan ditentukan oleh analisis data.
            Ketika melakukan tafsiran dan bahasan, peneliti bukan hanya terpaku pada hasil empiris berdasarkan analisis data, melainkan juga mengkainkannya dalam makna yang lebih luas dengan menggunakan teori dan hasil penelitian sebelumnya.










          BAB XII
ANALISIS DATA UNIVARIAT

Matriks Data
            Untuk kepentingan analisis statistik, data yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu disusun dalam satu matriks data.

Distribusi
            Ada tiga distribusi yang secara umum digunakan untuk mengorganisasi data, yakni distribusi frekuensi, distribusi persentasi, dan distribusi frekuensi kumulatif.

Rasio, Proporsi, dan Persentase
-            Rasio
            Ukuran rasio menekankan hubungan antara dua set angka dalam bentuk desimal melalui pembagian satu angka dengan angka yang lain. Jadi, A dibagi oleh B. Formula omum rasio ialah:
Di mana:
N adalah frekuansi dari suatu observasi;
A dan b adalah fenomena spesifik (variabel, kategori)
Contoh:
            Ditemukan karyawan wanita 100 orang dan pria 200 orang. Maka, rasio antara wanita dan pria atau wanita berbanding pria (W:P) adalah 100:200 atau 100/200= 0,50. Ini berarti bahwa setiap ada seorang karyawan pria terdapat 0,50 orang karyawan wanita atau tiap ada seorang karyawan wanita terdapat dua orang karyawan pria.
-            Proporsi
            Proporsi merupakan jenis khusus dari rasio, yang secara umum ditulis dalam formula:
Di mana:
P adalah proporsi;
N adalah frekuensi dihubungkan dengan tiap-tiap set observasi;
a adalah subset observasi;
Ta adalah set observasi di mana subset a adalah anggota.


Dari contoh di atas, proporsi wanita dari total kelompok karyawan, adalah:

            Jadi, proporsi wanita dari total karyawan ada sebanyak 0,33 atau 1/3 dari karyawan adalah wanita.
-            Persentase
            Persantasi (ditulis %) merupakan proporsi dkalikan dengan 100, yang dinyatakan dengan formula:
 
            Jika formula ini diterapkan terhadap pegawai menurut jenis kelamin dalam contoh di atas, didapat distribusi frekuensi-persentasi dari wanita sebagai berikut:

Kecenderungan Pusat
            Analisis statistik deskriptif juga digunakan untuk mengukur gejala pusat atau kecenderungan pusat, atau lokasi pusat dari satu distribusi.
            Ada tiga tipe ukuran utama tentang kecenderungan pusat atau lokasi yang secara populer deterapkan untuk penelitian sosial, yakni: modus (mode), nilai tengah (median), dan rata-rata (mean).

Variabilitas
            Tiga ukuran tentang lokasi pusat merupakan satu gambaran distribusi ukuran. Variabilitas merupakan ukuran sejauhmana sebaran dari suatu kelompok bilangan dengan ukuran tendensi pusatnya adalah rata-rata. Dapat diketahui bahwa tiga ukuran variabilitas  yang dapat dihubungkan dengan rata-rata, yakni rentang, varian, dan simpangan baku.

Deviasi Standar
            Deviasi standar atau simpangan baku (ditulis dengan simbol S) adalah ukuran lain dari dispersi atau variabilitas yang secara umum digunakan dalam laporan penelitian sebagai ukuran rata-rata simpangan .
            Deviasi standar juga dapat dihitung secara langsung. Untuk data yang sederhana maupun data yang dikelompokkan berdasarkan kelas interval, dilakukan perhitungan sebagai berikut:
1.        Cari rata-rata mean (mean, M)
2.        Cari skor deviasi (atau d) untuk tiap skor mentah dengan mengurangkan skor mentah dengan M (rata-rata). Atau X-M=d
3.        Kalikan setiap skor deviasi untuk memperoleh kuadrat deviasi atau d2 atau dd.
4.        Jumlah skor d2 memnjadi Sd2
5.        Dapatkan deviasi standar dengan mencari akar dari d2 dibagi N.

  atau

Di mana:
X adalah skor kasus;
X adalah rata-rata (mean);
S adalah sigma (tulisan Yunani) dari seluruh skor; dan
N adalah jumlah kasus.



























BAB XIII
ANALISIS DATA BIVARAT

Konsep Statistik untuk Analisis
            Ada beberapa konsep yang harus dipahami tentang uji perbedaan dan uji asosiasi, yaitu: uji statistik yang digunakan, koefisien korelasi, uji signifikansi, uji satu sisi atau uji dua sisi, derajat bebas, dan koefisien determinasi.

Format Standar Pengujian Hipotesis
            Format standar untuk prosedur pengujian hipotesis adalah:
1.        Tentukan Ho dan Ha
2.        Tetapkan statistik uji yang distandarisasi
3.        Tetapkan a dan atur daerah penolakan
4.        Kalkulasi nilai dari statistik uji
5.        Gambarkan kesimpulan Anda: Menolak atau tidak menolalak H0 .
                Interppretasi adalah satu pernyatan yang mengungkapkan makna dari hasil dalam variabel independen dan dependen.hasil analisis data hanyalah berfungsi sebagai alat bukan tujuan penelitian.
            Cara yang biasa dilakukan ialah kembali ke kerangka pemikiran teoritis yang digunakan oleh peneliti. Membandingkan keduanya dan kemudian mengevaluasi implikasi-implikasinya baik terhadap teori, solusi atau pemecahan atas masalah maupun terhadap penelitian selanjutnya.

Uji Beda Antar-Kelompok
            Sering peneliti ingin menguji hipotesis tentang perbedaan antara dua kelompok dan untuk itu peneliti dapat menggunakan salah satu dari dua teknik uji statistik yang dapat digunakan, yaitu  t test atau difference of the means test, dan  F test atau analysis of variance, yang digunakan jika lebih dua kelompok ingin dibandingkan. Uji test dapat digunakan untuk kelompok sampel independen dan kelompok sampel berpasangan.

Mengukur Hubungan Bivarat
            Ada banyak karakteristik dari suatu hubungan bivarat dan tiga di antaranya adalah:
1.        Apakah ada atau tidak hubungan
2.        Derajat (kekuatan) hubungan (the strength of association)
3.        Arah hubungan.


Eksistensi dari Suatu Hubungan
            Suatu asosiasi dikatakan ada antara dua variabel jika distribusi dari satu variabel berbeda dalam beberapa hal antara paling sedikit beberapa kategori dari variabel lainnya.

Tipe Uji Statistik
            Mengukur asosiasi bukan berarti mengukur pengaruh sebab kalaupun ada hubungan antar satu variabel atau lebih bukan belum tentu ada pengaruh. Beberapa cara untuk manggambarkan asosiasi antara variabel, yaitu menentukan kekuatan hubungan, signifikansi statistik, dan meramalkan melalui perhitungan dan interpretasi yang disebut coefficient determination.

Mengukur Hubungan antara Variabel Nominal
a.       Chi Square untuk Tabel Kontingensi: Uji Independensi
            Chi Suare atau Ci Kuadrat, ditulis dengan simbol c2, digunakan untuk  mengukur koefisien korelasi antara dua variabel jika data untuk variabel dinyatakan sebagai klasifikasi (ukuran nominal), atau sebagai alat analisis untuk uji signifikansi dari kebebasan antara dua sampel.
Uji independensi membantu untuk memutuskan apakah antara dua variabel nominal adalah independen atau berhubungan. Ci kuadrat digunakan untuk membandingkan frekuensi kelompok untuk melihat jika satu peristiwa terjadi lebih sering dalam satu kelompok dari yang lain.
b.      The phi Coeficient
            The phi Coeficient, ditulis dengan simbol f, digunakan jika dua variabel adalah keduanya dikotomis. Dikotomis maksudnya jika jawaban antara benar dan tidak benar untuk dua item uji, atau antara ya/tidak atau setuju/tidak setuju tipe item jawaban dalam satu uji.
c.        Lamda
          Mengukur asosiasi dengan mengunakan lamda., ditulis lyx’ adalah satu ukuran asimetris tentang derajat asosiasi dari dua variabel (independen dan dependen) yang berskala nominal.

Mengukur Hubungan abtara Variabel Ordinal
          Jika data untuk dua variabel, baik variabel independen maupun variabel dependen, dinyatakan sebagai urutan (skala ordinal), maka mengukur asosiasi (koefisien korelasi) dari kedua variabel tersebut dapat digunkan Kruskal’s Gamma, t dan Spearman rho.

Mengukur Hubungan antara Variabel Interval/Rasio
            Teknik yang digunakan untuk mengetahui koefisien hubungan antara dua variabel, jika kedua variabel (variabel independen dan variabel dependen) yang dikorelasikan dinyatakan sebagai data ukuran interval/rasioialah product-moment correlation coefficient atau uji person r. Product moment correlation adalah juga satu ukuran tentang derajat dari hubungan linier antara variabel independen X dan variabel dependen Y. Ada empat asumsi untuk menggunakan uji Person r, yakni sampel harus ditarik secara random, sampel harus mempunyai dua variabel yang diukur menurut skala interval atau rasio, sampel harus mempunyai hubungan linier antara dua variabel, dan bahwa distribusi dari skor untuk kedua variabel adalah distribusi normal.

Mengukur Hubungan antara Variabel Nominal dan Ordinal
            Jika seorang peneliti ingin mengukur hubungan antara dua variabel di mana satu variabel adalah ukuran nominal dan yang lain adalah ukuran ordinal, uji Wilcoxon’s Theta, q, dapat digunakan. Asumsi utama dari Theta adalah secara random dan satu variabel diukur menurut skala ordinal, sedangkan yang lain diiukur menurut skala nominal.

Mengukur Hubungan antara Variabel Nominal dan Interval/Rasio
            Jika menguji hubungan antara dua variabel, variabel kesatu diukur dalam skala nominal dan variabel diukur dalam skala interval, dapat digunakan uji eta, the correlation ratio. Uji ini juga digunakan untuk mengukur hubungan antar variabel bentuk tak linier atau kurvilinier. Asumsi utama untuk uji eta atau correlation ratio adalah sampel dipilih secara random, satu variabel diukur secara skala nominal dan variabel lain diukur menurut skala interval.

Mengukur Hubungan antara Variabel Ordinal dan Interval/Rasio
            Jika penelitian dilakukan untuk mengukur asosiasi antara satu variabel yang diukur dalam skala ordinal dan lainnya berdasarkan skala interval, satu ukuran asosiasi yang dikenal sebagai Jaspen’s M dapat digunakan. Asumsi pengujian uji Jaspen’s M adalah secara random, dan dua variabel masing-masing diukur menurut skala ordinal dan interval, atau sebaliknya, dan juga bahwa tingkat interval variabel secara normal didistribusi.

Mengukur Hubungan Kurvilinier
            Semua teknik korelasi yang telah digambarkan memiliki asumsi hubungan adalah linier. Bagaimanapun, hubungan antara dua variabel mungkin tidak linier tetapi hubungan tak linier atau kurvilinier adalah hubungan antara konflik dan kinerja, hubungan antara stres dan kinerja. Mengukur asosiasi untuk hubungn dua variabel bentuk kurvilinier atau tak linier dapat digunakan uji Eta, the correlation ratio dengan simbol h, atau disebut eta squared (E2yx). Caranya dilakukan dengan mengubah ukuran variabel independen dari ordinal, interval atau rasio menjadi ukuran nominal.


































BAB XIV
ANALISIS DATA MULTIVARAT
           
Hakikat Korelasi Multivarat
            Korelasi multivarat digunakan apabila variabel dalam penelitian inin mengetahui kaitan (atau korelasi) lebih dari dua variabel, mungkin variabel independen atau dependen. Analisis korelasi multivarat dapat dilakukan melalui partial correlation dan multiple correlation.

Analisis Korelasi Parsial
            Korelasi parsial digunakan untuk mengukur hubungan antara beberapa variabel independen atau satu variabel dependen dan salah satu variabel independennya dibuat tetap atau dikontrol. Singkatnya, korelasi parsial memasukan satu variabel tambahan yang disebut variabel kontrol yang berfungsi sebagai pengontrol dari dua variabel yang berkorelasis terdahulu. Korelasi parsial adalah satu tipe dari Person correlation coefficient dan dapat diinterpretasi dalam cara yang sama.

Analisis Korelasi Ganda
            Jika peneliti ingin mengetahui hubungan antara satu variabel dan dua atau lebih variabel lainnya yang secara simultan sungguh dipertimbangkan, harus digunakan korelasi ganda.

Analisis Regresi
            Satu alasan penting regresi adalah bahwa regresi dapat digunakan untuk meramalkan variabel. Teknik ini meliputi pengembangan satu ekuasi matematikal untuk menganalisis hubungan antara variabel yang menjadi ramlan dan variabel yang dipercaya secara statistik berhubungan dengan variabel ramalan. Regresi digunakan paling sedikit dua variabel. Regresi adalah satu alat yang sangat tepat untuk membolehkan peneliti membuat prediksi atau ramalan tentang nilai-nilai dari variabel dependen y dari pengetahuan tentang nilai-nilai dari variabel independen.
            Analisis regresi, pertama kali digambarkan oleh Galton, dapat digunakan untuk memutuskan menaikkan atau menurunkan variabel dependen dengan menaikkan atau menurunkan variabel independen. Tiap regresi pasti ada korelasi, tetapi tidak tiap korelasi dapat dicari regresinya. Korelasi yang dapat dicari regresinya ialah korelasi kausal antara dua variabel atau lebih yang dapat diketahui berdasarkan teori tentang hubungan antar-variabel.

Analisis Jalur
            Analisis  jalur dikembangkan oleh Sewal Right sebagai suatu model analisis yang digunakan dalam suatu model kausalitasyang diformulasi oelh peneliti berdasarkan pengetahuan dan pertimbangan teoritis.

Analisis Kanonikal
            Kanonikal analisis menggambarkan satu teknik statistik multivarat yang menyelidiki hubungan antara dua set variabel. Analisis korelasi kanonikal merupakan suatu korelasi yang digunakan untuk menentukan derajat hubungan antara satu set atau kelompok variabel prediktor.






























BAB XV
PENULISAN PROPOSAL DAN PELAPORAN HASIL PENELITIAN

Menulis Satu Rencana dan Proposal Penelitian
            Format rencara penelitian khas untuk skripsi, tesis, atau disertasi sudah baku dan dibakukan oleh masing-masing intuisi penyelenggara pendidikan tinggi. Umumnya mencakup komponen-komponenn: pendahuluan, yang memuat pernyataan masalah, telaah literatur atau kerangka teoritikdan pernyataan hipotesis, satu bagian metode atau yang lainnya menyebut disain penelitian, deskripsi tentang data analisis yang diajukan, dan skedul waktu.
            Komponen-komponen dalam proposal penelitian ditambah dengan komponen-komponen lain seperti abstrak, hasil, dan pembahasan kemudian menjadi bagian utama dari laporan penelitian.

Menulis Satu Laporan Hasil Penelitian
            Suatu laporan penelitian adalah satu dokumen tertulis yang mengkomunikasikan metode-metode dan temuan-temuan dari satu penelitian kepada orang lain. Penulisan laporan penelitian tidak usah harus menunggu sampai kegiatan pengumpulan data dan pengolahannyaselesai.
a.         Target membaca
Penulisan laporan tergantung pada target audience hasil penelitian yaitu kepada siapa anda menulis laporan. Ada beberapa kelompok audiens yang menjadi sasaran pembaca laporan hasil penelitian: akademisi, praktisi atau pengguna, sponsor dan masyarakat umum.
b.        Tujuan
Laporan juga dipengaruhi oleh tujuan peneliti dalam mempersiapkannya. Laporan dapat ringkas dan sintesa semua aktivitas penelitian dikumulasi dalam apa yang disebut the state-of-the-art report. Itu menghimpun semuia temuan-temuan penelitian yang ada yang signifikan dan mengordinasi mereka ke dalam satu badan dengan struktur teoritikal kohesif. Satu laporan dapat menggambarkan satu informasi baru untuk badan pengetahuan. Akhirnya tujuan penulisan satu laporan adalah memperlihatkan manfaat praktis informasi untuk para praktisi dan untuk publik.
c.         Medium
d.        Isi



Bagian Integral dari Satu Laporan Hasil Penelitian
            Pada hakikatnya, baik proposal penelitian maupun laporan hasil penelitian terdiri dari tiga bagian: bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.

a.        Bagian Awal
-       Halaman Judul
-       Halaman Pengesahan
-       Kata Pengantar dan Ucapan Terimakasih
-       Abstrak
-       Daftar Isi
-       Daftar Tabel
-       Daftar Bagan/Gambar
b.        Bagian Utama
-       Bab Pendahuluan
            Umumnya bagian pendahuluan terdiri dari elemen-elemen: latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritik dan hipotesis.
-       Bab Telaah Pustaka, Kerangaka Teoritik dan Hipotesis
-       Bab Metode
-       Bab Hasil
-       Bab Pembahasan
-       Bab Kesimpulan, Rekomendasi dan Implementasi
c.         Bab Akhir
-       Kepustakaan
-       Lampiran
-       Skedul Waktu