BAB I
PENGENALAN DASAR PENELITIAN SOSIAL
Definisi Penelitian
Sosial
Kata “research” (bahasa Inggris) berasal dari kata “reserare” (bahasa Latin) yang berarti mengungkapkan. Secara
etimologis, kata “research” (penelitian,
riset) berasal dari kata “re” dan “to search”. Re berarti kembali dan to
search berarti mencari. Jadi secara etimologis, penelitian berarti mencari
kembali. Namun, maka yang terkandung dalam kata “research” jauh lebih luas dari pada sekedar mencari kembali atau
mengungkapkan. Ini tampak dari beberapa definisi penelitian berikut:
Research can be
describe as systematic and organized effort to investigate a specific problem
hat needs a solution. It is series of steps designed and folowed, with the goa
of finding answer to the issues that are of concern to us in the work
environment.
Research is a
systematic investigation to find answer to a problem.
Hussey dan Hussey mengatakan bahwa penlitian
menyediakan suatu peluang untuk mengenali dan memilih satu masalah penelitian
dan menyelidikinya secara bebas. Tujuan penelitian (purpose of research) menurut Hussey
dan Hussey dapat diringkas
sebagai berikut:
-
Meninjau ulang dan mensintesiskan
pengetahuan yang ada;
-
Menyelidiki beberpapa masalah dan
situasi yang ada;
-
Menyediakan solusi bagi suatu masalah;
-
Menyelidiki atau menggali dan
menganalisis beberapa isu umum;
-
Membangun atu menciptakan suatu prosedur
atau sistem baru;
-
Menjelaskna satu fenomena baru;
-
Menghasilkan pengetahuan baru;
-
Suatu kombinasi dari hal-hal di atas.
Selanjutnya, ilmuwan sosial mencari
pengetahuan tentang bagaimana kehidupan sosial dan memecahkan masalah-masalah
sosial. Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah melalui penelitian sosial
yaitu satu penyelidikan yag sistematis dan metodis atas suatu masalah osial
dengan maksud menemukan solusi atas masalah sosial tersebut dan menambah
khazanah pengetahuan sosial. Jika penelitian adalah aplikasi sistematis dari
metode ilmiah untuk mempelajari untuk masalah-masalah, penelitian sosial (sosial research) adalah penyelidikan
tentang satu gejala sosial maupun hubungan antara dua atau lebih gejala sosial
melalui aplikasi sistematis dari metode ilmiah.
Penelitian sosial merupakan satu
tipe penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan sosial (sosial scientist) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang
berbagai aspek sosial. Penelitian sosial adalah istilah yang digunaka terhadap
penyelidkan-penyelidikan yang dirancang untuk menambah khazanah ilmu
pengetahuan sosial, gejala sosial, atau praktik-praktik sosial.
Mengapa Mempelajari
Metode Penelitian
Para pengambil keputusan sangat
menggantungkan diri pada informasi sebagai bagian kerjanya yang rutin
memerlukan sejumlah informasi yang lebih banyak, akurat, dan andal yang akan
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sementara itu, informasi
yang lebih banyak, lebih akurat, dan lebih andal didapat dengan menggunakan
metode penelitian.
Penguasaan metode ilmiah merupakan
persyaratan untuk dapat memahami jalan pikiran yang terdapat dalam
langkah-langkah penelitian. Makin luas pemahaman seseorang terhadap
proses-proses metode ilmiah, akan semakin luas penguasaanya terhadap metode
penelitian dan akan semakin tinggi pula keterampilannya dalam mengembangkan
rencana penelitian ilmiah.
Aplikasi Metode Ilmiah
dalam Penelitian Sosial
Metode ilmiah atau metodologi ilmiah
(scientific methodology) merupakan
cara yang sahih dan andal untuk mendapat pengetahuan ilmiah.metode ilmiah bukan
saja cara sistematis dari seluruh pemikiran dan telaah reflektif, melainkan
juga memiliki kesanggupan mengoreksi diri. Pernyataan yang logis menurut akal
sebagai sesuatu yang benar atau pernyataan yang mengandung subjektivitas tidak
dengan sendirinya diterima. Pernyataan itu perlu diuji dan pengujiannya
bersifat terbuka untuk dikoreksi oleh pihak lain. Aplikasi metode ilmiah
niscaya paling reliabel dan efisien untuk mendapatkan pengetahuan.
Metode atau pendekatan ilmiah
sebagai prosedur yang sistematis dan terstandar serta menggunakan
pembuktian-pembuktian yang objektif merupakan suatu proses yang teratur yang
mengikuti empat tahap-tahap urutan, yakni:
-
observing
a phenomenon (mengamati gejala atau perilaku yang
menjadi perhatian untuk dipelajari);
-
formulating
tentative explanation (mengembangkn satu atau lebih
penjelasan tentatif yang tampak konsisten dengan observasi);
-
further
observing and experimenting (melakukan observasi
atau eksperimen atau keduanya));
-
refining
and retesting explanations (proses perbaikan kembali dan
pengujian kembali penjelasan berdaarkan konfirmasi atau diskonfirmasi
hipotesis).
Tahap-tahap dalam melakukan penelitian harus terlihat
familier dan secara langsung paralel dengan metode ilmiah. Tahap tersebut
meliputi selection dan definitionof a
problem: satu masalah adalah satu pertanyaan yang dapat dijawab atau
hipotesis penelitian yang dapat diuji melalui pengumpulan dan naliisis data; execution of research procedures:
prosedur secara khas meliputi pilihan subjek dan atau pengembangan metodologi
pengukuran; analysis of data:
meliputi aplikasi dri satu atau lebih teknik statistik untuk menjawab
pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis penelitian; dan drawing and stating consclusion:
didasarkan atas hasil analisis data konklusi harus mengindikasi, misalnya
apakah hipotesis penelitian didukung atau tidak didukung.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan metode ilmiah disebut ilmu. Namun, tidak semua pengetahuan
adalah ilmu.
Metode
Penelitian Ilmiah
Penelitian
bertjuan untuk memberi solusi atas suatu masalah dan mendapat pengetahuan
tentang sesuatu yang dianggap benar melalui proses observasi. Tanpa penelitian,
ilmu pengetahuan tidak akan berkembang dan membuat solusi atas suatu masalah
sulit dipertanggung jawabkan. Penelitian ilmiah adalah penyelidikan yang
sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena-fenomena alami
dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang diduga terdapat
antara fenomena-fenomena itu. Penelitian ilmiah menggunakan metode ilmiah
sehingga disebut juga metode penelitian ilmiah.
Penelitian ilmiah merupakan cara yang tepat untuk
menemukan solusi suatu masalah dan untuk mendapatkan pengetahuan. Penelitian
ilmiah merupakan usaha untuk memperoleh informasi tentang suatu masalah melalui
pengamatan empiris yang dapat digunakn untuk pengembangan secara sistematis dan
menetapkan dalil-dalill yang berkaitan secara logis untuk menetapkan hubugan
sebab-akibat di antara variabel-variabel.
Penelitian ilmiah memrupakan cara tepat untuk memecahkan
suatu masalah sosial karena meupakan penyelidikan yang sistematis, terkontrol,
empiris, dan kritis tentang fenomena-fenomena alami dengan dipandu oleh teori
dan hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang diduga terdapat antara
fenomena-fenomena itu. Namun, setiap penelitian ilmiah memiliki beberapa ciri,
sebagai berikut:
1.
bertujuan
2.
sistematis
3.
empiris
4.
objektivitas
5.
kritis
6.
generalisabilitas
7.
replikabilitas
Metode
Atau Metodologi Penelitian?
a.
Metode
Metode (Yunani: metodhos)
adalah cara atau jalan. Metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu
maksud yang diinginkan.
Dalam arti luas, metode penelitian merupakan cara dan
prosedur yang sistematis dan terorganisir untuk menyelidiki suatu masalah
tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi
atas masalah tersebut.
Metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang
digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah.
b.
Metodologi
Secara etimologis, metodologi (dari kata methodos = metode dan logos = ilmu) diartikan sebagai ilmu
tentang metode (science of method).
Jika demikian, metodologi penelitian aalah ilmu tentang metode enelitian.
Metodologi penelitian merupakan lmu yang mempelajari cara
ynag digunakan untuk menyelidiki masalah yang memerlukan pemecahan. Metodologi
penelitian menuntun dan mengarahkan pelaksanan penelitian agar hasilnya sesuai
dengan realitas.
Proses
Penelitian Ilmiah dan Penelitian Sosial
Proses
penelitian adalah tahapan-tahapan yang dilakukan secara sistematis dan
berurutan untuk mengerjakan suatu penelitian.
Tahap-tahap dalam penelitian kuantitatif untuk suatu proyek
penelitian termasuk skripsi, tesis, disertasi tampak seperti dalam bagan
sebagai berikut:
Dimensi-Dimensi
Dan Tipe-Tipe Penelitian Sosial
Dimensi
Klasifikasi
|
Tipe
Penelitian
|
Paradigma
|
Kuantitatif
Kualitatif
|
Manfaat/Maksud
atau hasil akhir
|
Dasar
Terapan
·
Evaluasi
·
Pengembangan
·
Tindakan
|
Tujuan
|
Eksplorasi
Deskripsi
Eksplanasi
Prediksi
|
Waktu
|
Lintas-Seksional
Longitudinal
·
Seri-Waktu
·
Pengembangan
·
Studi Panel
·
Studi Kasus
|
Subjek
|
Sampel
Populasi
|
Sumber: Berdasarkan Gay
& Diehl, 1992: 8-20; Hussey
& Hussey, 1997: 9-15; Newman; 2000:
chapter 2.
BAB
II
MASALAH
PENELITIAN
Definisi Masalah
Penelitian
Masalah merupakan suatu kesulitan
yang dirasakan, suatu perasaan yang tidak menyenangkan atas suatu situasi atau
gejala tertentu.
Topik Penelitian
Topik atau fokus atau isu-isu
penelitian merupakan wilayah umum dari penelitian. Fokus penelitian dapat
muncul dari tinjauan literatur secara ekstensif, dianjurkan oleh rekan,
peneliti, atau pembimbing, atau dikembangkan melalui pengalaman nyata. Topik
merupakan konsep sentral yang dijelaskan dalam studi (sering dipertukarkan
dengan judul penelitian) dan sangat penting keudukannya dalam penelitian.
Pertanyan-pertanyaan berikut dapat
diajukan oleh peneliti ketika mereka merencanakan suat penelitian:
-
Adakah topik dapat diteliti
(researchable), waktu tertentu, sumber-sumber, dan ketersediaan data?
-
Adakah kepentingan pribadi dalam topik
untuk mendukung perhatian?
-
Akankah hasil dari penelitian berguna
bagi yang lain (contoh: dalam negara, wilayah, bangsa)?
-
Adakah topik mungkin diterbitkan dalam
suatu jurnal ilmiah? (atau menarik bagi suatu komite doktoral?)
-
Apakah penelitian (a)mengisi suatu
kekosongan, (b) replikasi atau mengulang, (c) memperluas, atau (d)
mengembangkan ide-ide baru dalam literatur ilmiah?
-
Akankah proyek penelitian tersebut
menyumbang pada tujuan karier?
Dari
Topik ke Masalah Penelitian
Hal terpenting yang patut diperhjatikan ketika memilih
masalah penelitian ialah bahwa masalah penelitian disampaikan dengan
seperangkat konsep. Konsep adalah abstraksi yang mewakili fenomena empiris. Dalam
rngka bergerak dari tingkat konseptual empiris, konsep diubah menjadi
variabel-variabel melalui pemetaan (mapping) mereka ke dalam seperangkat
nilai-nilai. Satu variabel aalah satu
sifat empiris yang menambil dua atu lebih nilai-nilai.
Sumber
Topik dan Masalah Penelitian
Umumnya ada dua
sumber informasi tentang satu topik dan masalah penelitian, yakni sumber
teoritis dan praktis.
a.
Sumber
Teoritis
Masalah
penelitian yang bersumber dari teori atau tinjauan literatur ditemukan dalam
sebagai sumber bahan tertulis yang dikelompokkan atas secondary sources materials, seperti buku teks; dan primary sources materials, seperti
monograp, jurnal profesional, bibliografi, abstrak, atau atau statistik.
b.
Sumber
Praktis
Masalah
penelitian dari kejadian empiris terutama untuk penelitian terapan yang problem oriented. Isi atau masalah
praktik dapat diperoleh melalui pengalaman pribadi penelitoi atau dari hasil
studi pendahuluan atau atau penjajakan, baik yang dilakukan melalui observasi
sistematis (dilakukan dengan cara khusus) atau tak sistematis (diperoleh secara
kebetulan atas suatu kejadian).
Motovasi
Memilih Masalah Penelitian
Sumber-sumber
utama dari ide-ide atau isu-isu atau masalah penelitian adalah: pengalaman praktik
atau pragmatis (seperti dari pengamatan setiap hari perilaku) dan konsiderasi
teoritis (seperti membaca jurnal ilmiah atau melakukan telaah pustaka). Creswell menyatakan bahwa masalah dapat
didefinisikan sebagai isu yang ada dalam pustaka, teori, atau praktik yang
membawa ke kebutuhan untuk penelitian. Masalah yang bersumber dari pengalaman
disebut sebagai masalah praktik (practical
atau practice problems), sedangkan
masalah yang diturunkan dari teori literatur disebut sebagai masalah teoritis (theoretical problems).
Motivasi
dalam melakukan penelitian baik itu motivasi teoritis atau praktis buka
merupakan hal yang penting dipersoalkan, sebab semua motivasi pada hakikatnya
dimaksudkan untuk menuju sasaran yang sama, yaitu penelitian yang membantu
menguraikan dan mengerti sistem-sistem fenomena sosial.
Pertimbangan
Memilih Masalah Penelitian
Memilih maslah
untuk dijadikan sebagai satu masalah penelitian bukanlah tahap yang mudah. Ada
beberapa pertimbangan bagi peneliti untuk memilih satu masalah penelitian, di
antaranya:
a.
Diminati
b.
Merupakan Masalah Penelitian
c.
Memiliki Karakteristik Dari Masalah
Penelitian Yang Baik
d.
Memenuhi Kelayakan Masalah Penelitian
Perumusan
Masalah
Kerlinger mengatakan
bahwa suatu masalah adalah sebuah kalimat ytanya atau pernyataan yang
menanyakan: Hubungan apakah antara dua variabel atau lebih? Jadi, masalah
merupakan sesuatu hal yang dipertanyakan dalam dalam penelitian dan yang akan
dicari dan ditemukan jawabannya.
Pertanyaan penelitian adalah krusial, karena ia akan:
-
Mengarahkan pencarian literatur
peneliti;
-
Mengarahkan keputusan peneliti tentang
jenis rancangan penelitian yang akan digunakan;
-
Mengarahkan keputusan peneliti tentang
apa yang dikumpulkan dan dari siapa;
-
Mengarahkan analisis peneliti tentang
data peneliti;
-
Mengarahkan penulisan tentang data
peneliti.
Konsiderasi ynag perlu di perhatikan
ketika mengembangka pertanyaan penelitian untuk skripsi, gtesis, dan disertasi
atau proyek adalah:
1.
Jelas (be clear);
2.
Dapat diteliti (be researchable);
3.
Berhubungan dengan penetapan teori dan
penelitian (connect with established
theory and research);
4.
Berhubungan dengan yang lain (be linked to each other);
5.
Memiliki potensi untuk pembuatan satu
konstribusi untuk pengetahuan (have
potencial for making a contribution to knowledge);
6.
Spesifik.
Karakteristik
Perumusan Masalah
Merumuskan masalah yang baik dan benar tidak cukup hanya
menggunakan intuisi maupun pengalaman sendiri. Penguasaan teori dan juga
pengetahuan hasil penelitian orang lain, baik yang telah dipublikasikan maupun
yang belum ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, adalah sangat
diperlukan untuk dapat merumuskan masalah penelitian denagn tajam (masalah yang
menjadi objek pnelitian jelas) dan baik (masalah tersebut dapat diangkat
menjadi objek penelitian dan berguna bagi kepentingan masyarakat dan
pengembangan teori).
Ada beberapa karakteristik yang menjadi kriteria
penulisan rumusan atau pernyataan masalah ynag baik.
-
Rumusan masalah diartikulasi secara
jelas dan spesifik serta tidak mengandung keraguan atau tidak ambigu.
-
Rumusan masalah secara umum dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang baik.
Menurut Bordens dan
Abbott, pertanyaan-pertanyaan penelitian
yang baik memiliki tiga karakteristik.
-
Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
dijawab.
-
Tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang
benar.
-
Tanyakan pertanyaan-pertanyaan penting.
-
Secara umum, mengindikasi variable dan
atau hubungan spesifik antara variabel-variabel yang menjadi perhatian untuk
peneliti.
-
Menyiratkan adanya kemungkinan pengujian
empiris.
Tipe
Masalah dan Perumusan Masalah
Secara garis
besar tipe masalah penelitian dapat dibedakan atas: masalah deskriptif, masalah
korelasional atau masalah kovariasional, dan masalah kausal.
BAB
III
PARADIGMA
PENELITIAN
DARI
POSITIVISME KE PENELITIAN KUANTITATIF
Paradigma
Positivisme
Ada dua paradigma yang berkembang dalam tradisi
sosiologi, yakni paradigma positivisme (paradigma tradisional, eksperimental,
atau paradigma empirisistis yang dikembangkan para ahli sosiologi seperti Comte, Durkheim, dan Mill) dan
paradigma fenomenologis (paradigma naturalistik dinyatakan sebagai pendekatan
konstruktivistis, interpretatif, atau pasca-positivisme atau prespektif
pasca-modern yang dikembangakan ahli sosiologi
seperti Weber dan Kant).
Dari
Positivisme ke Paradigma Kuantitatif
Pendekatan positivisme adalah satu pendekatan dalam
penelitian yang sangat tua dan sangat luas digunaka dan menjadi suatu paradigma
dalam penelitian kontemporer.
Positivisme, seperti dalam teori
sosiologi positivisme, sangat memerhatikan ketetapan dalam pembentukan teori
atau terikat pada ketetapan konstruksi teori. Teori terbentuk dari konsep,
proposisi, saling hubungan antar-proposisi.
Dalam paradigma positivistis atau kuantitatif, suatu
teori harus dapat diuji secara empiris. Ini disebut sebagai “the deductive-nomological model of
explanation” dan “the
hypothetico-deductive model of theory development”.
Positivis menamakan prosedur untuk pengembangan
hukum-hukum ilmiah sebagai metode “hypothetico-deductive”
tetapi hukum-hukum ilmiah harus diuji secara empiris sehingga dalam
perkembangannya menjadi “deducto-hipothetico-verificative”.
Ide dasar dari metode deducto-hipothetico-verificative
adalah bahwa ilmuwan/peneliti mulai dengan satu peristiwa atau masalah yang
memerlukan penjelasan.
Perbedaan
Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif
a.
Model deduktif dalam satu penelitian
kuantitatif
Sumber: John Creswell, 1994: 88.
b.
Model Induktif dalam satu penelitian
kualitatif
Sumber:
John Creswell, 1994: 96.
Adanya pembedaan antara penelitian
kuantitatif dan kualitatif dalam strategi penelitian berguna untuk
mengorganisasi metode penelitian dan pendekatan untuk analisis data. Perbedaan
penelitian kuantitatif dan kualitatif, misalnya tampak dalam tahap-tahap utama
dalam proses penelitian.
Memilih Paradigma
Kuantitatif atau Kualitatif
Menurut Creswell, memilih paradigma penelitian sebagai pendekatan atau
strategi penelitian dilakukan setelah peneliti merasa cocok dengan fokus dan
masalah penelitian. Ini berarti sebelum mengostruksi penelitian adalah penting
untuk menentukan paradigma penelitian sebab, bagaimanapun, ada perbedaan antara
paradigma positivistis atau kuantitatif atau paradigma fenomenologis atau
kualitatif dalam proses penelitian.
Pendekatan metodologi kuantitatif
menggunakan logika deduktif yang menguji teori dan hipotesis dalam tatanan
sebab akibat.
Sebaliknya, dalam metodologi
kualitatif berlaku logika induktif.
Memilih
Metode Penelitian Berdasarkan Paradigma
Menurut Creswell, ada hubungan antara paradigma dan metode penelitian, khususnya metode
pengumpulan data dan metode analisis data. Menurut Hussey dan Hussey,
pilihan atas paradigma berimplikasi penting bukan saja terhadap pilihan tentang
metodologi penelitian melainkan juga terhadap metode untuk mengumpulkan data,
pilihan tentang masalah penelitian, dan pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Metode kuantitatif terdiri atas experimental
research dan survey research.
Metode (atau pendekatan) kualitatif menawarkan
beberapa tradisi dalam metoode pengumpulan data, analisis, dan penulisan
laporan, atau rancangan menyeluruh yang mencakup seluruh tahap dalam proses
penelitian.
BAB
IV
KERANGKA
TEORITIS:
TEORI
DALAM PENELITIAN
Esensi Teori dan
Kerangka Teoritis
A.
Definisi
Teori
Teori adalah satu set proposisi yang
menyatakan secara logis saling hubungan antara dua atau lebih konsep (variabel)
untuk tujuan menjelaskan suatu fenomena atau hubungan antara fenomena tertentu.
Teori ialah satu set atau
seperangkat konstruk (variabel) yang saling berhubungan, definisi, dan
proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan
memerinci hubungan-hubunganan di antara variabel dengan tujuan menjelaskan dan
memprediksi gejala itu.
Berdasarkan definisi dari teori
tersebut dapat diidentifikasi karakteristik suatu teori sebagai berikut:
1.
Berisi konsep atau konstruk dan
variabel;
2.
Dinyatakan dalam satu bentuk pernyataan
hubungan yang secara umum dekenal sebagai proposisi;
3.
Secara sistematis menunjukkan pola,
sifat, arah dan bentuk hubungan antar-konsep atau variabel;
4.
Bertujuan menjelaskan dan memprediksi
satu fenomena sosial tertentu.
B.
Definisi
Kerangka Teoritis
Kerangka
teoritis didefinisikan sebagai satu model konseptual tentang bagaimana
teorisasi dari satu hubungan antara masing-masing faktor yang telah
diidentifikasi sebagai penting untuk masalah.
Kerangka
teoritis adalah suatu kumpulan teori dan model dari literatur yang menjelaskan
hubungan dalam masalah tertentu.
Kebutuhan Teori dan
Kerangka Teoritis
Kebutuhan
kerangka teoritis semakin jelas dilihat dari fungsinya dalam suatu penelitian.
Fungsi pertama kerangka teoritis
adalah mendefinisikan dan menguraikan variabel-variabel yang diperhitungkan atau
dijadikan sebagai objek oleh peneliti agar penelitian yang diusulkan memberi
hasil bagi penemuan jawaban dan pemberian solusi atas suatu masalah yang
diselidiki. Fungsi kedua kerangka
teoritis adalah memberikan batasan-batasan kepada penyelidikan yang diajukan
dengan menyarankan variabel-variabel mana yang harus dipandang sebagai tidak
relevan dan karena itu harus diabaikan. Ini merupakan akibat dari fungsi utama.
Fungsi ketiga kerangka teoritis ialah
bahwa kerangka teoritis itu merupakan struktur yang memberikan arti kepada
hasil-hasil penelitian.
Kerangka Teoritis dan
Kerangka Konseptual
Mayor dan Greenwood menjelaskan sebagai berikut:
“Suatu kerangka
konseptual adalah suatu orientasi kausal terhadap studi yang direnungkan. Dan
istilah kerangka teoritis sering kali digunakan untuk mendeskripsikan isi dari
penyidikan-penyidikan ilmiah. Istilah itu mengimplikasikan suatu penjelasan
kausal dari hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang telah
diverifikasikan melalui riset formal atau dideduksikan dari teori formal.
Kerangka demikian adalah relatif abstrak”.
Miles dan
Huberman mengemukakan bahwa perlu
dibangun kerangka konseptual sebagai aspek suatu rancangan penelitian. Dasar
pemiirannya adalah sebagai berikut:
“Pembangunan teori
menyandarkan pada sejumlah konsep umum yang tersusun dari gugusan fakta-fakta.
Selanjutnya Miles dan
Huberman memberikan gambararan
singkat tentang “membangun kerangka konseptual”, sebagai berikut:
Suatu kerangka konseptual memaparkan, entah dalam
bentuk grafik atau naratif, dimensi-dimensi kajian yang utama, yaitu
faktor-faktor kunci, atau variabel-variabel, dan hubungan-hubungan antara
dimensi-dimensi tersebut yang telah diperkirakan sebelumnya. Kerangka
konseptual terwujud dalam berbagai bentuk dan ukuran. Kerangka konseptual dapat
bersifat elementer atau rumit berlandaskan pada teori atau pikiran nsehat,
deskriptif, atau hubungan sebab-akibat.
Jadi, kerangka teoritis disusun berlandaskan teori dan
teori disusun melalui telaah pustaka atau literatur atau survey pustaka atau
literatur. Kerangka konseptual disusun berdasarkan pemikiran logis atau
berlandaskan pada akal sehat dan pengalaman praktis. Persamaannya ialah ialah
bahwa kerangka teoritis dan kerangka konseptual menjelaskan variabeldan saling
hubungan antara variabel-variabel yang dianggap secara integral menyatukan
dinamika dari situasi-situasi yang diselidiki.
Kerangka Teoritis dan
Telaah Pustaka
Telaah pustaka atau literatur adalah proses melokasi,
memperoleh, membaca, dan mengevaluasi literatur penelitian dalam bidang yang
diminati.
Membangun kerangka teoritis dan melakukan telaah pustaka
merupakan satu tahap dalam proses penelitian dan menjadi satu elemen penting
dalam format rencana penelitian yang dibuat dalam seksi terpisah untuk satu model penelitian kuantitatif.
Membangun kerangka teoritis merupakan cara yang umum
dilakukan dalam paradigma positivistis atau penelitian kuantitatif.
Tujuan uutama telaah literatur ialah membantu peneliti
untuk membangun kerangka teoritis atau memberi penjelasan teoritis atas
pertanyaan penelitian.
Relevansi Telaah
Pustaka dan Teori dalam Penelitian
Tujuan utama telaah literatur adalah menentukan apakah
peneliti siap berhubungan dengan masalah yang dipilih.
Tujuan pokok dari telaah pustaka bukan hanya membantu
memformulasi hipotesis melainkan juga membantu untuk merumuskan satu tujuan
atau pertanyaan penelitian yang jelas.
Fungsi dan telaah literatur bukan saja untuk membantu
menentukan masalah, merumuskan masalah, dan menyusun kerangka teoritis ,
melainkan juga untuk menentukan strategi yang mengatur dan prosedur yang
spesifik penelitian dan instrumen pengukuran yang mungkin digunakan dalam
proses penyelidikan, pilihan atas metode pengumpulan dan analisis data dan juga
untuk interpretasi.
Penempatan Telaah
Pustaka dan Teori dalam Penelitian
Teori dan telaah
pustaka digunakan di seluruh proses penelitian.
Untuk merencanakan pengangguran literatur dalam
penelitian kuantitatif adalah, sebagai berikut:
-
Gunakan literatursecara deduktif sebagai
dasar untuk mengajukan pertanyaan
penelitian atau hipotesis:
-
Gunakan literatur untuk memperkenalkan
penelitian, menggambarkan literatur yang terkait dalam suatu bagian yang
terpisah, dan membandingkannya dengan temuan dalam penelitian kuantitatif;
-
Jika dipakai tinjauan literatur dalam
suatu bagian terpisah, pertimbangkan agar literatur tersebut diuraikan sebagai
tinjauan integratif yang merupakan rangkuman penelitia sebelumnya atau tinjauan
teoritis, yang memusatkan perhatian pada teori yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
Pengelompokkan Teori
Teori merupakan unsur dan sekaligus memegang peranan
penting dalam penelitian ilmiah, baik penelitian deskriptif maupun penelitian
penjelasan, karena ia digunakan antara lain untuk menjelaskan gejala atau
masalah sosial. Teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah sosial tertentu
dikelompokkan ke dalam tiga tipe, yakni grand
theories, middle-range theories, dan substantive
theories.
Peranan Teori dalam
Penelitian
Menurut Kerlinger,
sifat dan hakiki teori justru terletak pada penjelasan dan prediksinya tentang
fenomena-fenomena yang diamati. Penjelasan dan prediksi atau ramalan dapat
dicakup secara ringkas-padat dalam teori.
Teori merupakan umum dan masih abstrak sehingga teori
yang ada belum tentu berlaku dan dapat langsung digunakan untuk menggambarkan
atau menjelaskan suatu fenomena sosial tertentu yang memiliki ciri yang
spesifik.
Teori dan Model
Model visual sering digunakan oleh ilmuwan sosial untuk
mewakili secara sistematis aspek-aspek tertentu dari dunia nyata. Model
merupakan abstraksi dari realitas yang memberikan tujuan pengaturan dan
penyederhanaan pandangan terhadap realitas. Model berguna untuk menterjemahkan
variabel ke dalam satu gambar visual sehingga menjadi tampak hubungan antara
variabel yang dijelaskan. Model juga digunakan untuk mendapat pengertian
tentang fenomena yang tidak dapat diobservasi secara langsung, seperti halnya
sistem ekonomi Indonesia.
Ada dua tipe model, yakni schematic models dan symbolic
model. schematic models menunjuk
pada model ynag menggunakan gambar, garis, dan titik untuk menunjuk
elemen-elemen dan ilistrasi hubungannya dengan yang lain. symbolic model- suatu model yang banyak digunkan dalam ilmu
sosial-menunjuk pada model yang menggunakan kata-kata, persamaan, atau program
komputer untuk menyajikan elemen-elemen dan gambaran hhubungan-hubungannya.
Model simbolis meliputi verbal models dan mathematical
models. Verbal models menggunakan
kata-kata untuk menggambarkan elemen-elemen dan hubungannyadengan yang lain dan
sering ditemukan dalam seksi teoritis dalam suatu artikel penelitian.
Sedangkan, mathematical models yang
menggunkan persamaan (Equation) untuk menjelaskan hubungan-hubungan, dan
biasanya digunakan oleh administrator dalam riset operasi atau ilmu manajemen
dan model ini mengindikasikan apa hubungan yang ada, apa arah hubungan, dan
seberapa kuat hubungan tersebut.
Hubungan antara Teori
dan Fakta
Sumber: John Creswell, 1994: 88.
Bagian-bagian dari
Teori
a.
Konsep
Konsep merupakan abstraksi tentang fenomena sosial yang
dirumuskan melalui generalisiasi dari sejumlah karakteristik peristiwa atau
keadaan fenomena soaial tertentu.
Ada dua bentuk konsep, yakni konkret dan abstrak.
b.
Variabel
Variabel adalah satu konsep atau konstruk yang memiliki
variasi (dua atau lebih) nilai.
c.
Definisi
Definisi merupakan seperangkat kriteria untuk menetapkan
ke kategori konsepsi mana pengamatan itu tergolong. Definisi merupakan
pernyataan yang dapat mengartikan atau memberikan maksna dari suatu konsep
tertentu.
d.
Proposisi
Proposisi merupakan salah satu elemen yang mencirikan
teori. Ada lima tipe proposisi dilihat dari penggunaannya, yakni: hipotesis,
generalisasi empiris, aksioma, postulat, dan teorem.
Membangun Kerangka
Teoritis
Menurut Bordens dan Abbott, membangun kerangka teoritis dapat mengikuti tahap-tahap
tertentu untuk membangun satu teori yang baik dan layak. Tahap-tahap tersebut
ialah: defining the scope of your theory,
knowing the literature, formulating your theory, estabilishing predictive
validity, testing your theory empirically.
Model Penulisan
Kerangka Teoritis
Berikut adalah prosedur yang dapat digunakan menurut Creswell:
1.
Lihat pustaka berdasarkan disiplin ilmu
untuk mencari suatu teori.
2.
Lihat studi-studi atau
penelitian-penelitian terlebih dahulu yang membahas topik tersebut atau topik
yang berhubungan erat.
3.
Ajukan pertanyaan pelangi
4.
Tuliskan bagian teori.
BAB
V
KERANGKA
TEORITIS:
HUBUNGAN
ANTARA VARIABEL
Esensi
Hubungan Antara Variabel
Satu hubungan
adalah tiap aspek atau kualitas yang dapat menghubungkan atau mengaitkan dua
atau lebih kegiatan atau gejala atau konsep atau variabel. Hubungan itu ada
bilamana perubahan variasi dalam satu konsep atau variabel cenderung sistematik
disertai oleh perubahan variasi dalam konsep atau variabel lain .
Hubungan antara
variabel merupakan suatu perubahan berpola timbal-balik antara dua variabel
atau lebih. Karena itu, bagi Welizer dan Weiner, tidak ada hubungan antara
variabel jika tidak ada perubahan berpola dan tidak ada hubungan antara
variabel kecuali perubahan itu bersifat timbal-balik dan dalam cara yang
berpola.
Tipe-tipe Variabel
dalam Hubungan Antara Variabel
Variabel dapat dibedakan berdasarkan dua ciri, yaitu
posisi dan ukuran waktu dan pengukurannya. Berdasarkan waktu atau posisi atau
lokasi variabel dalam hubungan antara variabel umumnya diklasifikasikan ke
dalam empat tipe daasar, yakni: variabel inndependen, variabel dependen,
variabel antara, dan variabel kontingensi. Adapun tipe variabel berdasarkan
pengukurannya dibedakan atas variabel nominal, variabel ordinal, variabel,
interval, variabel rasio; atau variabel diskrit dan kontinus; atau variabel
kualitatif dan kuantitatif; atau variabel dikotomi dan politomi.
Jenis-jenis Hubungan
dalam Hubungan Antara Variabel
Ada lima jenis hubungan yang selalu menjadi perhatian
dalam penelitian empiris, yakni tipe, arah, bentuk hubungan, jumlah variabel,
dan besar atau kekuatan hubungan.
Arah Hubungan
Dua variiabel adalah berhubungan jika perubahan dalam
nilai dari satu variabel sacara siistematis membawa perubahan dalam nilai-nilai
variabel lain.
Kekuatan Hubungan
Hubungan antara variabel dicirikan tidak hanya oleh arah,
tetapi juga oleh kekuatan hubungan atau besaram hubungan . kekuatan hubungan
antara dua atau lebih variabel dapat diketahui dari hasil analisis hubungan
antar-variabel. Kekuatan dari satu hubungan adalah sejauhmana variabel
berhubungan secara positif atau secara negatif. Kekuatan atau besaran hubungan
sangat tinggi adala hubungan sempurna, dan ekstrem lain adalah kekuatan
hubungan sangat rendah atau tidak ada hubungan. Adapun nilai kekuatan hubungan
antara variabel dibedakan antara nilai kekuatan hubungan antara variabel
dibedakan antara nilai minus (-) untuk hubungan negatif, dan nilai plus (+)
untuk hubungan positif. Jadi, indikasi kekuatan hubungan antara dua atau lebih
variabel yang disebut koefisien korelasi dinyatakan dalam angka berkisar antara
-1.00 hingga +1.00.
BAB
VI
HIPOTESIS
Definisi
Hipotesis
Hipotesis
merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji. Hipotesis selalu
mengambil bentuk atau dinyatakan dalam kalimat pernyataan dan dalam pernyataan
ini secara umum dihubungkan satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih
variabel lain. Satu hipotesis adalah satu pernyataan atau jawaban tentatif
tentang hubungan antara dua atau lebih variabel.
Tujuan pengujian hipotesis adalah untuk mengetahui
kebenaran atau ketidakbenaran atau untuk menerima atau menolak jawaban
tentatif.
Pentingnya
Hipotesis
Hipotesis
merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian
kuantitatif. Ada tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini. Pertama, hipotesis dapat dikatakan
sebagai piranti kerja teori. Kedua,
hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau
difalsifikasi. Ketiga, hipotesis
adlah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuaut
ilmuwan dapat “keluar” dari dirinya sendiri.
Walaupun hipotesis peneting sebagai arah dan pedoman
kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis.
Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan
penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian
menggunakan hipotesis atau tidak.
Hubungan
Antara Teori dan Hipotesis
Merumuskan
Hipotesis
Untuk merumuskan hipotesis yang jelas dan juga benar,
peneliti harus memahami karakteristik hipotesis dan tipe-tipe hipotesis.
Karakteristik
Hipotesis
Untnuk memformulasi hipotesis yang benar atau baik,
sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
1.
Hipotesis diderivasi dari suatu teori
yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam
proposisi-proposisi.
2.
Hipotesis harus dinyatakan secara jelas,
dalam terminologi yang benar dan secara operasional.
3.
Hipotesis menyatakan variasi nilai
sehingga dapat diukur secra empiris dan memberikan gambaran tentang fenomena
yang diteliti.
4.
Hipotesis harus value-free.
5.
Hipotesis harus dapat diuji.
6.
Hipotesis harus spesifik.
7.
Hipotesis harus menyatakan perbedaan
atau hubungan antar-variabel.
Tipe-tipe
Hipotesis
Tipe hipotesis berdasarkan tujuan dapat dibedakan atas:
hipotesis deskriptif untuk meggambarkan variabel independen atau dependen,
hipotesis korelasional tentang dua atau lebih variabel independen dan dependen
yang meliputi hipotesis asosiatif, hipotesis kausal, dan hipotesis perbedaan
atau hipotesis perbandingan antara dua atau lebih kelompok dalam istilah
variabel independen. Dua yang terakhir ini disebut juga hipotesis perbedaan
antara sampel atau antara dua variabel, dan hipotesis asosiasi antar-variabel.
Tipe hipotesis berdasarkan bentuk dibedakan atas
hipotesis dan hipotesis nol.
Tipe hipotesis berdasarkan format pernyataan dibedakan
atas format pernyataan proposional, pernyataan jika-maka, dan pernyataan
makin-semakin.
Struktur
Pengujian Hipotesis
Penujian Hipotesis, baik hipotesis perbedaan ataupun
hipotesis korelasional, meliputi lima komponen: hipotesis nol, hipotesis
alternatif, hipotesis statistik, statistik uji, dan wilayah penolakan.
BAB
VII
DESAIN
PENELITIAN
Definisi
Disain Penelitian
Desain
penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian
rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Secara umum, ditemukantiga tipe disain penelitian, yakni
disain korelasional, disain eksperimental, dan desain studi kasus. Ketiga
desain ini memungkinkan peneliti untuk mengenali hubungan-antar variabel,
meskipun berbeda dalam derajat kontrol yang digunakan atas variabel dan dalam
kemampuan untuk mengenali hubungan-hubungan kausal.
Disain
Korelasional
Disain korelasional disebut juga disain eksperimentalatau
disain survei. Kerlinger mengatakan bahwa penelitian non
eksperimen adalah telaah empiris sistematis yang didalamnya ilmuwan tidak dapat
mengontrol secara langsung variabel bebas karena manifestasinya telaah muncul,
atau karena sifat hakikat variabel itu memang menutup kemungkinan manipulasi.
Karakteristik utama penelitian korelasional meliputi pengobservasian
nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menentukan adak tidaknya hubungan
antara variabel tersebut.
Disain
Eksperimental
Ada dua karakteristik utama penelitian eksperimental,
yakni manipulasi variabel independen dan kontrol melalui variabel asing. Suatu
disain eksperimental adala penelitian memanipulasikan dan mengendalikan
variabel bebas dan kemudian melakukan observasi terhadap variabel atau
variabel-variabel terikat untuk menemukan apakah terjadi perubahan variasi yang
muncul seiring dengan manipulasi variabel bebas tersebut.
Penelitian eksperimen merupakan penyelidikan dengan
kondisi yang terkendali yang satu atau lebih variabel indepenen dimanipulasi
untuk melakukan uji hipotesis.
Disain
Studi Kasus
Dalam studi
kasus, peneliti menjelaskan secara mendalam banyak dari sedikit kasus melalui
satu durasi waktu. Jadi, penelitian kasus atau studi kasus merupakan penelitian
yang mempelajari secara intensif atau mendalam satu anggota dari kelompok
sasaran suatu subjek penelitian.
Sebagai strategoi penelitian, studi kasus dapat digunakan
untuk eksplorasi, deskripsi, maupun eksplanasi.
Memilih
Satu Disain Penelitian
Pertanyaan penting
bagi peneliti setelah merumuskan pertanyaan penelitian ialah disain
penelitian mana (studi kasus, eksperimen, korelasional, atau survei) dan kapan
tepat digunakan untuk meneliti setiap pertanyaan penelitian.
BAB
VIII
OBJEK
PENELITIAN DAN PENGUKURAN
Variabel
Objek Penelitian
Penelitian dimaksudkan untuk menyelidiki gejala atu
peristiwa tertentu. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu fenomena
tertentu yang direpresentasikan oleh konsep atau variabel. Baik konsep maupun
variabel merupakan sesuatu yang bersifat umum sehingga untuk mempelajari konsep
dan variabel perlu dilakukan pengukuran terhadap konsep atau variabel tersebut.
Pengukuran
Variabel
Ada tiga konsep dasar yang dapat digunakan untuk dapat mendefinisikan
pengukuran, yakni objek yang diukur, kategori respon dan angka yang menunjukkan
kejadian, dan aturan pemetaan.
-
Objek yang diukur: merupakan variabel
dalam peristiwa empiris. Alienasi adalah variabel yang memiliki sejumlah ciri
yang dapat diamati secara empiris.
-
Penggunaan kategori respon atau angka
untuk menggambarkan kejadian empiris. “Angka” adalah numerik atau satu simbol
atau lambang yang berbentuk 1, 2, 3, ... yang digunakan untuk mengidentifikasi
nilai objek.
-
Aturan atau kaidah pemetaan. Angka atau
bilangan dipetakan ke dalam objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Suatau kaidah
atau aturan adalah panduan metode dan perintah yang menyuruh kita untuk
melakukan hal yang harus dilakukan. Aturan menjelaskan arti angka terhadap
kejadian empiris. Aturan adalah komponen sangat signifikan dari prosedur
pengukuran sebab aturan menentukan kualitas pengukuran.
Ada tujuh alasan utama mengapa penting untuk untuk
melakukan pengukuran dalam penelitian kuantitatif, yakni:
1.
Pengukuran menggambarkan gejala sosial
secara empiris atau mewakili konsep yang diteliti secara akurat.
2.
Pengukuran membantu melakukan pengujian
hipotesis dan teori.
3.
Pengukuran memungkinkan peneliti
membedakan dan mengklasifikasi antara subjek sesuai dengan derajat dari
perangkat tertentu yang dimilikinya.
4.
Pengukuran menghubungkan masalah
penelitian dan penjelasan yang diformulasi secara teoritis dengan data yang
dikumpulkan dari realitas melalui observasi empiris.
5.
Pengukuran mengizinkan peneliti untuk
menggambarkan fine differences antara
orang-orang dalam kaitan dan karakteristik.
6.
Pengukuran memberikan peneliti suatu
ukuran yang konsisten untuk membuat pembedaan.
7.
Pengukuran adalah instrumental dalam
memilih metode analisis multivariat yang sesuai dan menyediakan dasar untuk estimasi
lebih cepat hubungan antar-konsep.
Bagian-bagian
Pengukuran
a.
Konseptualisasi : merupakan suatu proses
pemikiran melalui pemaknaan tentang satu konstruk.
b.
Operasionalisasi: dari Konstruk Abstrak
ke Ukuran Konkret.
-
Operasionalisasi merupakan kegiatan
mengubah konsep atau variabel menjadi indikator atau mengkonstruksi
indikator-indikator untuk variabel. Operasionalisasi menghubungkan bahasa teori
dengan bahasa ukuran empiris.
-
Operasionalisasi merupakan proses
mengubah abstract term atau konsep menjadi empirical term atau indikator.
c.
Peskalaan: Penentuan Nilai Respons
Pensklaan adalahh proses menentukan skala berupa
angka atau simbol terhadap indikator-indikator atau ukuran dari konsep atau
variabel tertentu yang diukur. Skala merupakan nilai-nilai respons yang
menunjukkan ukuran dari suatu variabel baik kualitatif (kategori, simbol)
maupun kuantitatif (bilangan).skala atau tingkat pengukuran adalah abstrak
tetapi penting dan secara luas digunakan dalam penelitian kuantitatif. Skala
ukuran dalam penelitian kuantitatif penting karena:
-
Tanpa skala, tidak mungkin dilakukan
pengukuran atau tidak mungkin ditentukan nilai atau skor kesatuan pada
variabel.
-
Tanpa skala, pemilihan metode atau
teknik pengumpulan data tidak dapat ditentukan berdasarkan alasan-alasan
rasional
-
Skala untuk variabel perlu ditentukan
oleh karena ukuran-ukuran dan pengujian statistik.
-
Tiap skala tersebut menyebabkan
penggunaan uji statistik yang berlainan.
·
Tipe skala: umumnya, dikenal empat tipe
skala ukuran dalam penelitian sosial, yakni: skala nominal, ordinal, interval,
dan rasio.
·
Skala dan indeks
Indeks dan skala menunjuk pada banyak kasus untuk
menggabungkan ukuran yang dikonstruksi melalui kombinasi dari dua atau lebih
items atau indikator. Skala digunakan dalam arti nilai atau kategori respons
dari stau indikator dan satu konsep pengamatan, sedangkan indeks digunkan
sebagai gabungan skor dari nilai atau kategori respons dari semua indikator
yang digunakan untuk mnegukur satu variabel atau konsep menjadi satu
pengukuran.
·
Reliabilitas dan validitas ukuran
BAB
IX
SUBJEK
PENELITIAN DAN PENARIKAN SAMPEL
Sumber
Data sebagai Subjek Penelitian
Dalam formulasi satu masalah penelitian, pertimbangan
serius juga harus diberikan kepada unit analisis. Ini adalah entitas yang
menyinggung konsep dan yang memengaruhi disain riset berikutnya, pengumpulan
data, dan keputusan analisis data.
Dalam penelitian sosial menggunakan subjek ketika
membahas tentang manusia atau bukan manusia. Subjek penelitian adalah benda,
hal, atau orang yang padanya melekat data tentang objek penelitian. Oleh karena
itu, subjek penelitian memiliki kedudukan sentral dalam penelitian karena data
tentang gejala atau variabel atau masalah yang diteliti berada pada subjek
penelitian.
Populasi
dan Sampel
Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau
elemen di mana penyelidik tertarik. Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya
sampel dipilih. Populasi dapat berupa organisme,orang atau sekelompok orang,
masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya
memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua.
Hakikat spesifik dari populasi bergantung pada masalah penelitian.
Rancangan
Sampel
Rancangan sampel adalah seperangkat prosedur untuk
pemilihan unit-unit dari populasi yang dijadikan sebagai sampel.
Jika memilih sampel
dengan benar, sapel itu akan memberikan estimasi secra tepat tentang
keseluruhan populalsi yang diteliti. Tujuan estimasi adalah untuk menentukan
nilai-nilai kira-kira dari satu parameter populasi dalam statistik sampel.
Estimasi
Ukuran Sampel
Satu sampel adalah tiap subset unit pmeilihan sampel dari
satu populasi.umumnya, sampel yang lebih besar lebih baik sebab sampel besar
cenderung memiliki sedikit kekeliruan. Ini berarti makin kecil kekeliruan yang
dikehendaki, maka makin besar ukuran samppel yang diperlukan.
BAB
X
PENGUMPULAN
DATA
Definisi
Pengumpulan Data
Data merupakan bahan penting yang digunakan peneliti
untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan
penellitian. Oleh karena itu, data dan kualitas data merupsksn pokok penting
dalam penelitian karena menentukan kualitas hasil penelitian. Data diperoleh
melalui suatu proses yang disebut pengumpulan data. Pengumpula data dapat
didefinsikan sebagai satu proses mendapatkan data empiris melalui respondens
denagn menggunakan metode tertentu.
Untuk mengumpulkan data dapat menggunakan berbagai metode
pengumpulan data. Tiap metode pengumpulan data memiliki instrumen pengumpulan
data.
Tipe
Data
Pemahaman atas tipe data sangat penting agar peneliti
memahami data ynag akan dikumpulkan danmenentukan metode pengumpulan data yang
tepat digunakan. Jenis data dapat dibedakan atas tingkat, bentuk, dan jenis
data.
Jenis
Data
Untuk mencapai semua tujuan survei-survei adalah berguna
bagii perancang untuk menentukan secara tepat apa jenis informasi atau data
yang dibutuhkan karena penentuan jenis informasi yang dicari melalui kuesioner
membantu peneliti untuk menciptakan pertanyaan-pertanyaan dengan kategori
respons yang sesuai. Berguna bagi perancang survei untuk memikirkan pertanyaan
sebagai tujuan pengumpulan informasi dari kategori utama, yakni opini, sikap
dan motif; kepercayaan dan persepsi, perilaku, fakta dan atribut, dan pengetahuan.
Sumber
Data
Data untuk suatu penelitian dapat dikumpulkan dari
berbagai sumber. Data dapat dikumpulkan darii latar data yang berbeda. Latar
data yang dimaksud ialah latar natural di mana fenomena atau peristiwa secara
normal terjadi yang disebut noncontrived
setting; dan latar artifisial, baik di laboratorium, dalam rumah responden,
di jalan, atau di mall yang disebut contrived
settings.
Metode
Pungumpulan Data: Survei
Metode pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan atau mendapatkan data dari fenomena empiris. Paradigma
penelitian, tingkat data atau bentuk data yang akan diperoleh dan subjek
penelitian menentukan pilihan atas metode pengumpulan data.
Bailey mengelompokkan
dua kategori metode pengumpulan data, yakni metode survei dan metode bukan
survey. Neuman membedakan metode
pengumpulan data kuantitatif dan metode pengumpulan data kualitatif.
Ada dua tipe pengumpulan data yang digunakan untuk metode
survei, yakni kuesioner atau angket dan interview atau wawancara.
BAB
XI
ANALISIS
DATA DAN INPERPRETASI
Pemrosesan
Data
Pemrosesan data merupakan kegiatan pendahuluan dari
analisis data. Istilah lain yang sering digunakan adalah preparasi data,
mengorganisasi data, dan reduksi data.
Jadi, pemrosesan data atau pengolahan data adalah proses
mentransformasi (menyederhanakan dan mengorganisasi) data mentah ke dalam
bentuk yang mudah di baca dan di pahami. Proses transformasi idata dilakukan
melalui kegiatan penyuntingan, pengkodean, da tabulasi.
Penyuntingan
Penyuntingan adalah proses memeriksa kembali kualitas
data dalam instrumen. Yang diperiksa kembali adalah kelengkapan,
konsistensi, ketetapan, keseragaman, dan
relevansi. Jika data yng d dapat menunjukkan ada cacat yang disebabkan oleh
tidak dipenuhinya satu atau beberapa dari syarat data (lengkap, relevan,
konsisten, akurat, seragam), harus dilakukan pengumpulan data ulang kelapangan untuk
mendapatka data yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan.
Pengkodean
Pengkodean adalah satu tahap kunci dalam penelitian
kuantitatif. Pengkodean atau pemberian kode dalam penelitian kuantitatif
merupakan bagian penting dalam pemrosesan dan analisis data.
Tujuan utama pengkodean adalah menyederhanakan penanganan
banyak jawaban individual melalui pengklasifikasian mereka ke dalam satu jumlah
kelompok lebih kecil, masing-masing meliputi jawaban yang mirip dalam isi.
Pengkodean data merupakan kegiatan memberi kode berupa
angak terhadap data, sebagaimana tampapk dalam kategori respons, menurut
macamnya. Untuk pengkodean, peneliti biasanya memnggunakan satu prosedur
pengkodean, kerangka pengkodean, dan buku kode.
Tabulasi
Tabulasi umumnya tidak termasuk analisis data karena
dalam tabulasi belum mengungkap hubungan dalam data. Tabulasi hanya menyajikan
hitungan frekuensi atau hitungan frekuensi atau perkiraan numerik tentang
distribusi dari satu hal.
Analisis
Data
Analisis data digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian atau untuk menguji hipotesis-hipotesis
penelitian yang telah dinyatakan sebelumnya. Analisis data adalah proses
penyederhanaan data dana penyajian data dengan mengelompokkannya dalam satu
bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi. Analisis data mempunyai dua
tujuan, yakni meringkas dan menggambarkan data dan membuat inferensi dari data untuk
populasoi dari mana sampel ditarik. Analisis berarti kategorisasi, penataan,
manipulasi, dan peringkatan data untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan
penelitian. Kegunaan analisis ialah mereduksikan data menjadi perwujudan yang
dapat dipahami dan ditafsir dengan cara tertentu hingga relasi masalah
penelitian dapat ditelaah serta diuji.
Metode analisis data, berdasarkan tujuannya, dapat
dibedakan atas metode deskriptif dan metode korelasional; berdasarkan banyaknya
variabel yang dianalisis dibedakan atas analisis univariat, bivariat, dan
multivariat. Metode analisis data berdasarkan bentuk data dibedakan atas metode
analisis kualitatif (digunakan untuk
data kualitatif yang catatan-catatan lapanganan sedemikian banyaknya dan
cenderung menumpuk, diperlukan waktu berbulan-bulan sampai tahunan untuk
menganalisisnya secara seksama) dan metode analisis kuantitatif (menggunakan
statistik dan dapat dilakukan dengan cepat).
Interpretasi
dan Pembahasan
Interpretasi dan pembahasan hasil penelitian mustahil dilakukan
tanpa ada hasil analisis data yang jelas dan tuntas. Kualitas dan kuantitas
serta kedalaman dan keluasan cakupan interpretasi dan pembahasan hasil
bergantung pada dan ditentukan oleh analisis data.
Ketika melakukan tafsiran dan bahasan, peneliti bukan
hanya terpaku pada hasil empiris berdasarkan analisis data, melainkan juga
mengkainkannya dalam makna yang lebih luas dengan menggunakan teori dan hasil
penelitian sebelumnya.
BAB XII
ANALISIS
DATA UNIVARIAT
Matriks
Data
Untuk kepentingan analisis statistik, data yang diperoleh
dari lapangan terlebih dahulu disusun dalam satu matriks data.
Distribusi
Ada tiga distribusi yang secara umum digunakan untuk
mengorganisasi data, yakni distribusi frekuensi, distribusi persentasi, dan
distribusi frekuensi kumulatif.
Rasio,
Proporsi, dan Persentase
-
Rasio
Ukuran rasio menekankan hubungan antara dua set angka
dalam bentuk desimal melalui pembagian satu angka dengan angka yang lain. Jadi,
A dibagi oleh B. Formula omum rasio ialah:
Di mana:
N adalah frekuansi dari suatu observasi;
A dan b adalah fenomena spesifik (variabel, kategori)
Contoh:
Ditemukan karyawan wanita 100 orang dan pria 200 orang.
Maka, rasio antara wanita dan pria atau wanita berbanding pria (W:P) adalah
100:200 atau 100/200= 0,50. Ini berarti bahwa setiap ada seorang karyawan pria
terdapat 0,50 orang karyawan wanita atau tiap ada seorang karyawan wanita
terdapat dua orang karyawan pria.
-
Proporsi
Proporsi merupakan jenis khusus dari rasio, yang secara
umum ditulis dalam formula:
Di mana:
P adalah proporsi;
N adalah frekuensi dihubungkan dengan tiap-tiap set observasi;
a adalah subset observasi;
Ta adalah set observasi di mana subset a adalah
anggota.
Dari contoh di atas,
proporsi wanita dari total kelompok karyawan, adalah:
Jadi, proporsi wanita dari total karyawan ada sebanyak
0,33 atau 1/3 dari karyawan adalah wanita.
-
Persentase
Persantasi (ditulis %) merupakan proporsi dkalikan dengan
100, yang dinyatakan dengan formula:
Jika formula ini diterapkan terhadap pegawai menurut
jenis kelamin dalam contoh di atas, didapat distribusi frekuensi-persentasi
dari wanita sebagai berikut:
Kecenderungan
Pusat
Analisis statistik deskriptif juga digunakan untuk
mengukur gejala pusat atau kecenderungan pusat, atau lokasi pusat dari satu
distribusi.
Ada tiga tipe ukuran utama tentang kecenderungan pusat
atau lokasi yang secara populer deterapkan untuk penelitian sosial, yakni:
modus (mode), nilai tengah (median), dan rata-rata (mean).
Variabilitas
Tiga ukuran tentang lokasi pusat merupakan satu gambaran
distribusi ukuran. Variabilitas merupakan ukuran sejauhmana sebaran dari suatu
kelompok bilangan dengan ukuran tendensi pusatnya adalah rata-rata. Dapat
diketahui bahwa tiga ukuran variabilitas
yang dapat dihubungkan dengan rata-rata, yakni rentang, varian, dan
simpangan baku.
Deviasi
Standar
Deviasi standar atau simpangan baku (ditulis dengan
simbol S) adalah ukuran lain dari dispersi atau variabilitas yang secara umum
digunakan dalam laporan penelitian sebagai ukuran rata-rata simpangan .
Deviasi standar juga dapat dihitung secara langsung.
Untuk data yang sederhana maupun data yang dikelompokkan berdasarkan kelas
interval, dilakukan perhitungan sebagai berikut:
1.
Cari rata-rata mean (mean, M)
2.
Cari skor deviasi (atau d) untuk tiap
skor mentah dengan mengurangkan skor mentah dengan M (rata-rata). Atau X-M=d
3.
Kalikan setiap skor deviasi untuk
memperoleh kuadrat deviasi atau d2 atau dd.
4.
Jumlah skor d2 memnjadi Sd2
5.
Dapatkan deviasi standar dengan mencari
akar dari d2 dibagi N.
atau
Di mana:
X adalah skor kasus;
X adalah rata-rata (mean);
S
adalah sigma (tulisan Yunani) dari seluruh skor; dan
N adalah jumlah kasus.
BAB
XIII
ANALISIS
DATA BIVARAT
Konsep
Statistik untuk Analisis
Ada beberapa konsep
yang harus dipahami tentang uji perbedaan dan uji asosiasi, yaitu: uji
statistik yang digunakan, koefisien korelasi, uji signifikansi, uji satu sisi
atau uji dua sisi, derajat bebas, dan koefisien determinasi.
Format
Standar Pengujian Hipotesis
Format standar untuk
prosedur pengujian hipotesis adalah:
1.
Tentukan Ho dan Ha
2.
Tetapkan statistik uji yang
distandarisasi
3.
Tetapkan a dan atur daerah penolakan
4.
Kalkulasi nilai dari statistik uji
5.
Gambarkan kesimpulan Anda: Menolak atau
tidak menolalak H0 .
Interppretasi adalah
satu pernyatan yang mengungkapkan makna dari hasil dalam variabel independen
dan dependen.hasil analisis data hanyalah berfungsi sebagai alat bukan tujuan
penelitian.
Cara yang biasa dilakukan ialah kembali ke kerangka
pemikiran teoritis yang digunakan oleh peneliti. Membandingkan keduanya dan
kemudian mengevaluasi implikasi-implikasinya baik terhadap teori, solusi atau
pemecahan atas masalah maupun terhadap penelitian selanjutnya.
Uji
Beda Antar-Kelompok
Sering peneliti ingin menguji hipotesis tentang perbedaan
antara dua kelompok dan untuk itu peneliti dapat menggunakan salah satu dari
dua teknik uji statistik yang dapat digunakan, yaitu t test
atau difference of the means test, dan F test
atau analysis of variance, yang digunakan
jika lebih dua kelompok ingin dibandingkan. Uji test dapat digunakan untuk
kelompok sampel independen dan kelompok sampel berpasangan.
Mengukur
Hubungan Bivarat
Ada banyak karakteristik dari suatu hubungan bivarat dan
tiga di antaranya adalah:
1.
Apakah ada atau tidak hubungan
2.
Derajat (kekuatan) hubungan (the strength of association)
3.
Arah hubungan.
Eksistensi
dari Suatu Hubungan
Suatu asosiasi dikatakan ada antara dua variabel jika
distribusi dari satu variabel berbeda dalam beberapa hal antara paling sedikit
beberapa kategori dari variabel lainnya.
Tipe
Uji Statistik
Mengukur asosiasi bukan
berarti mengukur pengaruh sebab kalaupun ada hubungan antar satu variabel atau
lebih bukan belum tentu ada pengaruh. Beberapa cara untuk manggambarkan
asosiasi antara variabel, yaitu menentukan kekuatan hubungan, signifikansi
statistik, dan meramalkan melalui perhitungan dan interpretasi yang disebut coefficient determination.
Mengukur
Hubungan antara Variabel Nominal
a.
Chi
Square untuk Tabel Kontingensi: Uji Independensi
Chi Suare atau
Ci Kuadrat, ditulis dengan simbol c2, digunakan untuk mengukur koefisien korelasi antara dua
variabel jika data untuk variabel dinyatakan sebagai klasifikasi (ukuran
nominal), atau sebagai alat analisis untuk uji signifikansi dari kebebasan
antara dua sampel.
Uji independensi
membantu untuk memutuskan apakah antara dua variabel nominal adalah independen
atau berhubungan. Ci kuadrat digunakan untuk membandingkan frekuensi kelompok
untuk melihat jika satu peristiwa terjadi lebih sering dalam satu kelompok dari
yang lain.
b.
The
phi Coeficient
The phi Coeficient, ditulis dengan simbol f,
digunakan jika dua variabel adalah keduanya dikotomis. Dikotomis maksudnya jika
jawaban antara benar dan tidak benar untuk dua item uji, atau antara ya/tidak
atau setuju/tidak setuju tipe item jawaban dalam satu uji.
c.
Lamda
Mengukur asosiasi dengan mengunakan lamda., ditulis lyx’ adalah satu ukuran
asimetris tentang derajat asosiasi dari dua variabel (independen dan dependen)
yang berskala nominal.
Mengukur
Hubungan abtara Variabel Ordinal
Jika data untuk dua variabel, baik
variabel independen maupun variabel dependen, dinyatakan sebagai urutan (skala
ordinal), maka mengukur asosiasi (koefisien korelasi) dari kedua variabel
tersebut dapat digunkan Kruskal’s Gamma,
t dan Spearman rho.
Mengukur
Hubungan antara Variabel Interval/Rasio
Teknik yang digunakan untuk mengetahui koefisien hubungan
antara dua variabel, jika kedua variabel (variabel independen dan variabel
dependen) yang dikorelasikan dinyatakan sebagai data ukuran interval/rasioialah
product-moment correlation coefficient
atau uji person r. Product moment correlation adalah juga
satu ukuran tentang derajat dari hubungan linier antara variabel independen X
dan variabel dependen Y. Ada empat asumsi untuk menggunakan uji Person r, yakni sampel harus ditarik
secara random, sampel harus mempunyai dua variabel yang diukur menurut skala
interval atau rasio, sampel harus mempunyai hubungan linier antara dua
variabel, dan bahwa distribusi dari skor untuk kedua variabel adalah distribusi
normal.
Mengukur
Hubungan antara Variabel Nominal dan Ordinal
Jika seorang peneliti ingin mengukur hubungan antara dua
variabel di mana satu variabel adalah ukuran nominal dan yang lain adalah
ukuran ordinal, uji Wilcoxon’s Theta, q,
dapat digunakan. Asumsi utama dari Theta
adalah secara random dan satu variabel diukur menurut skala ordinal, sedangkan
yang lain diiukur menurut skala nominal.
Mengukur
Hubungan antara Variabel Nominal dan Interval/Rasio
Jika menguji hubungan
antara dua variabel, variabel kesatu diukur dalam skala nominal dan variabel
diukur dalam skala interval, dapat digunakan uji eta, the correlation ratio.
Uji ini juga digunakan untuk mengukur hubungan antar variabel bentuk tak linier
atau kurvilinier. Asumsi utama untuk uji eta atau correlation ratio adalah sampel dipilih secara random, satu
variabel diukur secara skala nominal dan variabel lain diukur menurut skala
interval.
Mengukur
Hubungan antara Variabel Ordinal dan Interval/Rasio
Jika penelitian dilakukan untuk mengukur asosiasi antara
satu variabel yang diukur dalam skala ordinal dan lainnya berdasarkan skala
interval, satu ukuran asosiasi yang dikenal sebagai Jaspen’s M dapat
digunakan. Asumsi pengujian uji Jaspen’s
M adalah secara random, dan dua variabel masing-masing diukur menurut skala
ordinal dan interval, atau sebaliknya, dan juga bahwa tingkat interval variabel
secara normal didistribusi.
Mengukur
Hubungan Kurvilinier
Semua teknik korelasi yang telah digambarkan memiliki
asumsi hubungan adalah linier. Bagaimanapun, hubungan antara dua variabel
mungkin tidak linier tetapi hubungan tak linier atau kurvilinier adalah
hubungan antara konflik dan kinerja, hubungan antara stres dan kinerja.
Mengukur asosiasi untuk hubungn dua variabel bentuk kurvilinier atau tak linier
dapat digunakan uji Eta, the correlation
ratio dengan simbol h, atau
disebut eta squared (E2yx). Caranya dilakukan dengan
mengubah ukuran variabel independen dari ordinal, interval atau rasio menjadi
ukuran nominal.
BAB
XIV
ANALISIS
DATA MULTIVARAT
Hakikat
Korelasi Multivarat
Korelasi multivarat
digunakan apabila variabel dalam penelitian inin mengetahui kaitan (atau
korelasi) lebih dari dua variabel, mungkin variabel independen atau dependen.
Analisis korelasi multivarat dapat dilakukan melalui partial correlation dan multiple
correlation.
Analisis
Korelasi Parsial
Korelasi parsial digunakan untuk mengukur hubungan antara
beberapa variabel independen atau satu variabel dependen dan salah satu
variabel independennya dibuat tetap atau dikontrol. Singkatnya, korelasi
parsial memasukan satu variabel tambahan yang disebut variabel kontrol yang
berfungsi sebagai pengontrol dari dua variabel yang berkorelasis terdahulu.
Korelasi parsial adalah satu tipe dari Person
correlation coefficient dan dapat diinterpretasi dalam cara yang sama.
Analisis
Korelasi Ganda
Jika peneliti ingin mengetahui hubungan antara satu
variabel dan dua atau lebih variabel lainnya yang secara simultan sungguh
dipertimbangkan, harus digunakan korelasi ganda.
Analisis
Regresi
Satu alasan penting regresi adalah bahwa regresi dapat
digunakan untuk meramalkan variabel. Teknik ini meliputi pengembangan satu
ekuasi matematikal untuk menganalisis hubungan antara variabel yang menjadi
ramlan dan variabel yang dipercaya secara statistik berhubungan dengan variabel
ramalan. Regresi digunakan paling sedikit dua variabel. Regresi adalah satu
alat yang sangat tepat untuk membolehkan peneliti membuat prediksi atau ramalan
tentang nilai-nilai dari variabel dependen y
dari pengetahuan tentang nilai-nilai dari variabel independen.
Analisis regresi, pertama kali digambarkan oleh Galton,
dapat digunakan untuk memutuskan menaikkan atau menurunkan variabel dependen
dengan menaikkan atau menurunkan variabel independen. Tiap regresi pasti ada
korelasi, tetapi tidak tiap korelasi dapat dicari regresinya. Korelasi yang
dapat dicari regresinya ialah korelasi kausal antara dua variabel atau lebih
yang dapat diketahui berdasarkan teori tentang hubungan antar-variabel.
Analisis
Jalur
Analisis jalur
dikembangkan oleh Sewal Right sebagai suatu model analisis yang digunakan dalam
suatu model kausalitasyang diformulasi oelh peneliti berdasarkan pengetahuan
dan pertimbangan teoritis.
Analisis
Kanonikal
Kanonikal analisis
menggambarkan satu teknik statistik multivarat yang menyelidiki hubungan antara
dua set variabel. Analisis korelasi kanonikal merupakan suatu korelasi yang
digunakan untuk menentukan derajat hubungan antara satu set atau kelompok
variabel prediktor.
BAB
XV
PENULISAN
PROPOSAL DAN PELAPORAN HASIL PENELITIAN
Menulis
Satu Rencana dan Proposal Penelitian
Format rencara
penelitian khas untuk skripsi, tesis, atau disertasi sudah baku dan dibakukan
oleh masing-masing intuisi penyelenggara pendidikan tinggi. Umumnya mencakup
komponen-komponenn: pendahuluan, yang memuat pernyataan masalah, telaah
literatur atau kerangka teoritikdan pernyataan hipotesis, satu bagian metode
atau yang lainnya menyebut disain penelitian, deskripsi tentang data analisis
yang diajukan, dan skedul waktu.
Komponen-komponen dalam proposal penelitian ditambah
dengan komponen-komponen lain seperti abstrak, hasil, dan pembahasan kemudian
menjadi bagian utama dari laporan penelitian.
Menulis
Satu Laporan Hasil Penelitian
Suatu laporan penelitian adalah satu dokumen tertulis
yang mengkomunikasikan metode-metode dan temuan-temuan dari satu penelitian
kepada orang lain. Penulisan laporan penelitian tidak usah harus menunggu
sampai kegiatan pengumpulan data dan pengolahannyaselesai.
a.
Target membaca
Penulisan laporan tergantung pada target audience hasil penelitian yaitu kepada siapa anda menulis laporan.
Ada beberapa kelompok audiens yang menjadi sasaran pembaca laporan hasil
penelitian: akademisi, praktisi atau pengguna, sponsor dan masyarakat umum.
b.
Tujuan
Laporan juga dipengaruhi oleh tujuan peneliti dalam
mempersiapkannya. Laporan dapat ringkas dan sintesa semua aktivitas penelitian
dikumulasi dalam apa yang disebut the
state-of-the-art report. Itu menghimpun semuia temuan-temuan penelitian
yang ada yang signifikan dan mengordinasi mereka ke dalam satu badan dengan
struktur teoritikal kohesif. Satu laporan dapat menggambarkan satu informasi
baru untuk badan pengetahuan. Akhirnya tujuan penulisan satu laporan adalah
memperlihatkan manfaat praktis informasi untuk para praktisi dan untuk publik.
c.
Medium
d.
Isi
Bagian
Integral dari Satu Laporan Hasil Penelitian
Pada hakikatnya, baik proposal penelitian maupun laporan
hasil penelitian terdiri dari tiga bagian: bagian awal, bagian utama, dan
bagian akhir.
a.
Bagian
Awal
- Halaman
Judul
- Halaman
Pengesahan
- Kata
Pengantar dan Ucapan Terimakasih
- Abstrak
- Daftar
Isi
- Daftar
Tabel
- Daftar
Bagan/Gambar
b.
Bagian
Utama
- Bab
Pendahuluan
Umumnya bagian pendahuluan terdiri dari elemen-elemen:
latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, kerangka teoritik dan hipotesis.
- Bab
Telaah Pustaka, Kerangaka Teoritik dan Hipotesis
- Bab
Metode
- Bab
Hasil
- Bab
Pembahasan
- Bab
Kesimpulan, Rekomendasi dan Implementasi
c.
Bab
Akhir
- Kepustakaan
- Lampiran
- Skedul
Waktu